Butuh Sistem yang Mendukung Tujuan Takwa
Ramadan tinggal menghitung hari. Berbagai euforia menyambut kedatangannya masih menjadi titik perhatian di negeri ini. Tak luput pula siaran televisi berlomba menghadirkan beragam tontonan yang mendukung aktivitas shaum bagi umat Islam ini.
Melihat hal itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah mengeluarkan kebijakan untuk mengatur tayangan selama Ramadan. Sepanjang Ramadan 2021, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melarang televisi menyiarkan adegan berpelukan hingga yang mengandung unsur lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Aturan itu tercantum dalam Surat Edaran KPI 2/2021 berdasarkan keputusan pleno 16 Maret 2021. Tujuannya, meningkatkan kekhusyukan menjalankan ibadah puasa (Tirto.id).
Bukan hal yang baru bila selama Ramadan, aktivitas masyarakat diarahkan untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta. Bahkan sebelumnya, pemerintah pernah mengeluarkan aturan penutupan bar dan kafe dalam waktu tertentu selama Ramadan. Semua ini dilakukan dengan dalih demi menghormati kehadiran bulan yang mulia dan umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. Harapannya, tujuan puasa Ramadan yakni menjadikan insan bertakwa dapat terwujud.
Padahal menjadikan setiap aktivitas kaum muslim agar dihiasi dengan ketakwaan, adalah kewajiban yang harus senantiasa dilakukan. Bukan hanya di waktu-waktu tertentu seperti saat tiba bulan Ramadan. Karena ketakwaan ibarat buah yang baru bisa dipanen tatkala pohonnya, yakni keimanan seorang hamba senantiasa dipupuk. Artinya bila ketakwaan benar-benar ingin diraih, kebijakan yang dikeluarkan bukan hanya terbatas saat bulan Ramadan yang kembali mempertontonkan tayangan vulgar selepasnya.
Sejatinya konsep ini hanya bisa dicapai dengan penerapan sistem yang benar. Sistem yang menjamin umat agar terhindar dari aktivitas yang rusak setiap saat. Islam telah mengajarkan kepada kita bagaimana ketakwaan hanya bisa diraih dengan dukungan penuh dari negara yang taat pada syariat dan melahirkan aturan-aturan yang mendukung tujuan takwa setiap saat. (Ah/LM)
Dita Resti Andika Sari
Ibu Rumah Tangga