Perlu Kebijakan Nyata Bukan Sekadar Basa-Basi

Pemerintah resmi melarang aktivitas mudik lebaran 2021. Hal ini, berdasarkan hasil keputusan rapat koordinasi (rakor) yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama sejumlah menteri dan pimpinan lembaga terkait di Kantor Kemenko PMK (Kompas.com 26/03/2021).

Informasi seputar mudik sangat ditunggu masyarakat. Sebab, kabar ini sempat simpang siur. Dimana sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa pada prinsipnya pemerintah melalui Kemenhub tidak melarang mudik. Sehingga, Menhub berharap kegiatan mudik dapat berjalan baik tanpa mengabaikan protokol kesehatan. Sehingga pihaknya akan memperketat pengawasan di transportasi darat, laut, dan udara (Kumparan 16/03).

Ya, pernyataan yang tak sinkron antar pejabat acap kali terjadi di negeri ini. Bahkan kebijakan yang dihasilkan pun sering kontradiktif. Lihat saja, di satu sisi pemerintah berdalih jika pelarangan mudik bertujuan untuk menurunkan angka penyebaran Covid -19 yang telah setahun bersarang. Namun, di sisi lain, pariwisata justru dibuka lebar dengan alasan untuk membangkitkan ekonomi negara. Sungguh aneh bukan? Alhasil, publik menilai kebijakan pelarangan mudik tahun ini terkesan asal jadi tanpa riset yang matang.

Penguasa hendaknya memperhitungkan segala kemungkinan yang bisa terjadi menjelang lebaran di tengah pandemi. Seyogianya, pemerintah menjadikan kebijakan pelarangan mudik tahun lalu sebagai catatan penting. Mengevaluasi hal apa yang kurang dan segera diperbaiki. Tak lupa menyiapkan strategi jitu agar masyarakat tetap terlindungi dan aktivitas ekonomi tak terganggu.

Covid-19 ini kian menegaskan bahwa dunia ini ibarat satu wadah. Memiliki satu kesatuan dan harus ditata oleh sistem yang satu. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Sebagaimana di masa Sayyidina Umar ra, Syam pernah tertimpa pandemi hebat. Sebagai Kepala Negara, Sayyidina Umar ra mengambil kebijakan lockdown dengan segala konsekuensinya, karena Syam merupakan bagian dari Daulah Islamiyah. Pandemi dan bebagai dampaknya berhasil ditangani. Wallahu a’lam bisshowwab.

Teti Ummu Alif
Kendari, Sulawesi Tenggara

[LM/Hw]

Please follow and like us:

Tentang Penulis