Kembalikan Fungsi Partai Politik

Oleh : Wahyu Utami, S.Pd
(Guru di Bantul Yogyakarta) 

 

Lensa Media News – Konflik dualisme tampuk kepemimpinan yang terjadi pada Partai Demokrat terus memanas. Sikap saling serang antar dua kubu justru membuka kotak pandora partai politik (parpol). Citra parpol yang identik dengan permainan uang dan dinasti kekuasaan terbuka selebar-lebarnya. Sebenarnya ini bukan kejadian pertama di alam demokrasi ini. PDI, PPP, PAN dan lain-lain pernah mengalami kejadian serupa. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Sesungguhnya suatu parpol tidak akan bisa menjadi parpol yang kuat jika menjadikan kultus individu pemimpin sebagai pengikat. Parpol seperti ini biasanya hanya mengumpulkan anggota karena kesamaan ras, suku, daerah, profesi, instansi, kolega, bisnis atau hal-hal lain yang tidak mengandung suatu ide atau pemikiran yang jelas.

Parpol ini juga lebih menonjolkan perasaan daripada ide. Persatuan mereka di dalam partai sangat rentan. Jika perasaan dan kepentingan hilang maka persatuan juga hilang bahkan timbul perpecahan di antara mereka. Biasanya massa pendukung partai seperti ini juga hanya massa yang mengambang dan tidak memiliki kesadaran politik.

 

Fungsi Partai Politik di Dalam Islam

Secara umum partai adalah sekumpulan orang yang terikat satu dengan yang lain oleh sebuah ideologi dan aturan tertentu untuk meraih tujuan-tujuan tertentu yang akan dicapainya. Oleh karena itu, parpol seharusnya mengedepankan ikatan ide daripada ikatan perasaan semata. Idelah yang akan mengikat kuat anggota partai.

Sedangkan parpol dalam Islam adalah sekumpulan orang yang membentuk suatu kelompok atau jamaah yang berdiri atas dasar ideologi Islam. Fungsi parpol di dalam Islam adalah beraktivitas dakwah kepada al khoir dan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar.

Keberadaan dan peran partai politik beserta tugas-tugasnya berlandaskan firman Allah SWT di dalam Alquran surat Al Imron 104 yang artinya, “ Dan hendaknya ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah daru yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.”

 

Kewajiban Mengoreksi Penguasa 

Perlu kita pahami bahwa aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar dan muhasabah kepada penguasa merupakan aktivitas yang lebih utama dibandingkan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar kepada yang lain. Aktivitas ini hanya bisa dijalankan oleh jamaah/kelompok/partai yang memahami dan senantiasa bergelut dengan aktivitas politik. Di sinilah fungsi pokok partai politik.

Oleh karena itu, parpol harus terdepan dalam melakukan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar dan muhasabah kepada penguasa. Allah telah mewajibkan kaum muslimin untuk melakukan muhasabah (koreksi dan nasehat) kepada penguasa dalam tiga perkara yaitu :
Pertama, saat penguasa mengabaikan pemeliharaan urusan umat seperti jaminan kebutuhan kesehatan, pendidikan dan kebutuhan dasar lainnya.
Kedua, saat penguasa mengambil hak rakyat seperti hak rakyat atas harta kepemilikan umum (tambang, laut dan lain-lain).
Ketiga, saat penguasa mulai menyimpang dari hukum syara dalam menjalankan roda pemerintahannya atau memerintah selain hukum yang diturunkan oleh Allah.

 

Khotimah

Kehadiran parpol yang berbasis ide dan melaksanakan fungsinya dengan baik sangat dibutuhkan oleh umat saat ini. Partai inilah yang akan berjuang dengan ikhlas untuk membebaskan umat dari penderitaan akibat penerapan sistem kapitalisme menuju kehidupan Islam yang penuh berkah di bawah naungan sistem Islam kaffah yaitu khilafah Islam.

Wallahu a’ lam bish showab

[ry/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis