Ramai-ramai Tolak Vaksinasi Covid-19, Ada Apa?

 

Hasil survei menunjukkan penolakan terhadap program vaksinasi Covid-19 masih tinggi. Pada 1 sampai 3 Februari, Indikator Politik Indonesia melakukan survei terhadap 1.200 responden. Hasilnya 53 persen menyatakan percaya vaksin dapat mencegah Covid-19, sementara 30,3 persen menyatakan tidak percaya, dan 16, 2 persen tidak menjawab. Survei yang sama dilakukan oleh Parameter Politik Indonesia terhadap 1.200 responden. Hasilnya 54,8 persen bersedia, 22,4 persen menolak, dan 32,3 persen tidak yakin (Republika.co.id, 23/02/2021).

Keraguan masyarakat semakin bertambah karena ada pejabat publik yang telah divaksin ternyata terinfeksi Covid-19. Yang terbaru, Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 padahal telah menjalani vaksinasi Covid-19 sebanyak dua kali. Marhaen dinyatakan positif setelah menjalani padatnya aktivitas meninjau sejumlah lokasi bencana di kabupaten Nganjuk (Merdeka.com, 23/02/2021).

Dunia kapitalisme saat ini menjadikan umat sulit percaya dengan agenda pemerintah, tak terkecuali dalam bidang kesehatan. Penguasa dalam sistem kapitalisme telah meletakkan kepentingan bisnis besar kesehatan di atas kepentingan masyarakat. Ditambah banyaknya teori konspirasi maupun berita hoaks yang beredar semakin menambah keraguan dan menimbulkan sikap skeptis masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19.

Oleh karena itu hanya pemerintah yang ikhlas yang akan dipercaya umat. Penguasa yang dipilih oleh umat karena keimanan dan ketakwaannya. Penguasa yang akan bersungguh-sungguh mengurusi umat karena paham akan adanya hari pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT kelak. Penguasa yang akan meletakkan kepentingan kesehatan umat menjadi prioritas utama dan tidak tercampur dengan kepentingan ekonomi. Penguasa yang seperti ini hanya akan kita temui dalam negara Islam (Khilafah). Mari bersungguh-sungguh berjuang untuk menegakkannya. (Ah/LM)

Ummu Ayyash,
Guru di Bantul Yogyakarta

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis