Solusi Ambyar Bikin Rakyat Gusar
Oleh: Peni Lestari
LensaMediaNews – Pemerintah telah memilih pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai langkah untuk membendung penyebaran virus Corona baru penyebab Covid-19. Pilihan itu diperkuat dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020. Namun, setelah dilakukan evaluasi, pemerintah bersiap melakukan modifikasi terhadap PSBB.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD. Ia mengatakan, pemerintah menyadari PSBB bersifat mengekang dan bisa menimbulkan stress yang berdampak buruk terhadap imunitas seseorang. Karena itu, pemerintah tengah memikirkan detail bentuk relaksasi tersebut. (http://tirto.id, 2/5/2020).
Solusi tambal sulam ala kapitalis alih-alih menyelesaikan masalah malah menambah masalah. Rakyat yang masih cemas dengan masifnya penyebaran virus harus menelan pil pahit dengan keputusan baru akan dilonggarkannya PSBB. Wacana pelonggaran PSBB ala Mahfud ini menuai kritikan tajam dari sejumlah tokoh. Sebagaimana dikutip dari Kompas.com (4/5/20), Wakil Ketua Fraksi PKS DPR Sukamta menilai, rencana pemerintah melakukan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini tak memilki dasar alasan yang kuat.
“Dalihnya hasil evaluasi, masyarakat dikatakan stress karena dibatasi, kalau stress imunitas menurun bisa jadi sakit. Ini kayaknya yang stress malah pemerintah karena nggak jelas konsepnya, nggak jelas ukuran evaluasinya. Sampai sekarang pemerintah juga belum pernah ungkapkan grand design penanganan Covid-19, termasuk target waktu untuk mengatasinya,” kata Sukamta kepada wartawan, Senin (4/5/2020).
Gagapnya pemerintah dalam menangani persoalan virus ini menandakan betapa karut marutnya aturan yang ada. Sejak awalpun pemerintah memang terkesan meremehkan tak ada penjagaan yang tegas guna mencegah virus masuk ke Indonesia. Bahkan di tengah maraknya penyebaran virus di luar negeri menjadikan peluang untuk menggenjot perekonomian Indonesia dengan membiarkan wisatawan asing masuk ke negri ini khususnya WNA Cina yang menjadi negara pertama penyebaran virus Covid-19 atau Corona.
Ketika opsi lockdown tidak akan diambil mengingat dampaknya pada perekonomian yang bisa terpuruk bahkan ambruk, pemerintah pun memutar cara yang konon katanya demi menyelamatkan ekonomi sekaligus menyelamatkan rakyatnya. Dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akhirnya menjadi pilihan.
Namun faktanya, setelah PSBB diterapkan kasus pasien yang positif terjangkit covid-19 makin meningkat. Bagaimana tidak, rakyat yang seharusnya dipenuhi kebutuhannya oleh pemerintah harus menggadaikan nyawanya untuk keluar rumah mencari sesuap nasi untuk keluarganya. Bagaimana rakyat kecil tak gusar dengan kebijakan pemerintah yang seolah-olah tak memperdulikan nasib dan kesehatan rakyatnya.
Islam Solusi Bagi Umat
Berbeda dengan Islam. Islam sebagai sistem sempurna yang akan menggantikan posisi kapitalisme, di mana Islam menjadikan negara sebagai junnah (perisai) bagi rakyatnya.
Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda: “Seorang imam (kepala negara) itu bagaikan perisai, tempat kaum Muslim berperang dan berlindung di belakangnya.” (HR Muslim).
Dalam pemerintahan Islam, keselamatan rakyat begitu diperhatikan. Negara akan senantiasa hadir dalam setiap situasi dan kondisi dengan menjalankan fungsinya sebagai pengatur dan pelindung rakyatnya. Adapun di masa wabah, negara akan langsung menyatakan lockdown atau karantina wilayah total agar penyebaran wabah dapat segera diatasi.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sudah memberikan solusi dan petunjuk dalam menghadapi wabah sebagaimana dalam sabdanya: “Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri, maka jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada di daerah itu, janganlah kalian keluar untuk lari darinya,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam kondisi wabah, seorang Khalifah selain mengambil langkah tegas dalam menetapkan kebijakan lockdown, juga menjamin pemenuhan semua kebutuhan pokok rakyat secera keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tata aturan ekonomi yang benar yakni dengan mendayagunakan semua potensi ekonomi yang ada, baik berupa fa’i, kharaj, dan lainnya.
Bahkan dari hasil pengelolaan Sumber Daya Alam yang melimpah dilakukan oleh negara untuk mengatasi wabah. Pemimpin akan menjalankan tugasnya dengan kesadaran penuh karena ada pertanggung jawaban kelak di hadapan Allah SWT. Pemimpin seperti inilah yang diharapkan umat hari ini. Umat merindukan kembali sistem pemerintahan Islam yang sempurna.
Sudah saatnya mengakhiri segala penderitaan rakyat, Dan tidak ada langkah lain yang solutif untuk dilakukan kecuali dengan kembali kepada syariat-Nya. Dengannya, kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan, penerapan syariat Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan oleh negara Khilafah akan memastikan hadirnya rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu a’lam bi shawwab.
[ln/LM]