Pers, Gerbang Kebangkitan Peradaban Gemilang

Oleh: Saptaningtyas

(Muslimah Palembang) 

 

1stEvenLensaMedia – Benarkah pers penyelamat peradaban? Ya. Sebab ia laksana jendela bagi manusia untuk melihat dunia. Sudut pandang pers akan mempengaruhi pola pikir dan tindak tanduk manusia dalam kehidupan dan membangun peradaban.

Saya teringat pada apa yang disampaikan Syaikh Taqiyyuddin An Nabhani dalam Nizomul Islam. Al ‘alamah mengungkapkan bahwa kebangkitan manusia tergantung pada pemikirannya. Pemikiran membentuk persepsi yang kemudian mempengaruhi tingkah lakunya. 

Sebab itulah, sebagai jendela dunia, pers punya andil besar mengubah peradaban manusia. Sudut pandang jurnalis dapat mempengaruhi isi kepala masyarakat. Karena informasi adalah salah satu komponen pemikiran. 

Bila jurnalis menggunakan kacamata liberal-kapitalis sehingga hal ini diindra masyarakat, maka paham tersebutlah yang bercokol dalam benak. Wajar bila manusia bertingkah liberal. 

Sebaliknya, bila pers menyajikan segala sesuatunya dengan sudut pandang Islam, tentu pola pikir dan pola sikap masyarakat akan luhur karena diwarnai oleh kemuliaan ajaran Islam.

Sayangnya, hari ini ideologi kapitalisme yang berwatak maretialistik mencengkeram dunia, tak terkecuali mewarnai dunia jurnalistik. Dampaknya, demi meraih keuntungan, tak segan media memberi suguhan yang merusak peradaban.

Pernah suatu waktu saya berkunjung ke kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah, di kota Palembang. Di situ kami berdiskusi terkait dunia penyiaran di tanah air. Tentang mengapa masih ada siaran yang tidak mendidik dan mengandung unsur pornografi.

Dalam diskusi yang hangat itu, dari KPID menyampaikan persoalan bahwa media tidak bisa melepaskan diri dari hal itu. Alasannya, informasi dan tontonan yang semacam itulah yang diminati masyarakat saat ini. Tayangan yang cenderung “nyeleneh” itu ratingnya tinggi, sehingga media bisa memperoleh “hasil” darinya. 

Sungguh miris, bukan? Bagai lingkaran setan tak berujung. Masyarakat berharap suguhan kebaikan dari pers, sementara pers beralasan mengikuti selera masyarakat.  

Kenyataan ini menunjukkan bahwa memang masyarakat sedang sakit. Maka harus ada media yang berani menjadi obat. Bukan sebaliknya justru memperparah penyakit masyarakat. Meski awalnya dirasa pahit, tapi obat harus dikonsumsi agar sehat kembali. 

Karenanya, harus ada media yang siap tegak di luar lingkaran setan. Media yang mampu memutus simpul liberalisme-kapitalisme yang menjerat pemikiran umat. Media yang ampuh mengobati benak umat dengan menyuguhkan pemahaman Islam yang lurus. 

Saya sangat bersyukur kini tumbuh pesat media Islami mewarnai dunia pers. Ini jadi secercah asa, penerang bagi pemikiran umat di tengah gelapnya dunia informasi. 

Saya rasa, Lensamedia.com salah satu jendela itu. Kesungguhan dan dedikasinya menyuguhkan informasi bergizi sangat nyata. Informasinya aktual, analisanya mendalam, memaparkan solusi komprehensif dari sudut pandang Islam. 

Tulisan opini yang masuk pun melalui seleksi yang tidak sembarangan. Saya katakan demikian karena saya pernah mengirimkan tulisan ke Lensamedia.com tetapi tidak lolos seleksi. Ya, mungkin memang kualitas saya yang kurang mumpuni, tetapi saya ketahui beberapa orang punya testimoni serupa. 

Semoga saja Lensamedia.com terus maju. Mencerdaskan umat dengan ideologi Islam.

 

[LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis