Mahasiswa, Mengapa Bunuh Diri Jadi Pilihan?
Oleh : Nurfillah Rahayu
Forum Literasi Muslimah Bogor
LenSa Media News–Pemuda yang identik dengan produktif, kreatif dan inovatif perlahan mulai bergeser, akibat kasus bunuh diri di kalangan remaja yang kini semakin meningkat. Bagaimana tidak dalam kurun waktu 11 tahun tercatat ada 2.112 kasus bunuh diri di Indonesia. Sebanyak 63 % di antaranya dilakukan oleh remaja (kompas.com,7-12-2024).
Dan sejak 2015, lima diantaranya dilakukan oleh mahasiswa di Kota Hujan Bogor dengan cara gantung diri ( republika.co.id, 09-08-2024). Serta di berbagai daerah lainnya di Indonesia, kasus bunuh diri selalu ada.
Banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi pada mahasiswa ini menggambarkan kompleksnya persoalan yang dihadapi. Mulai dari kasus bullying, pinjaman online, kekerasan dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan adanya kelemahan pada kurikulum pendidikan saat ini.
Kurangnya pemahaman akidah menjadikan remaja ataupun mahasiswa dengan mudah mengalami gangguan Kesehatan mental sehingga menghasilkan pemikiran yang pendek dan mengedepankan emosi semata. Akibatnya gantung diri di anggap sebagai jalan pintas.
Tak hanya itu, sistem sekuler saat ini memisahkan agama dari kehidupan sehingga menjadikan materi sebagai tolak ukur kebahagiaan. Kebebasan berpikir dan berperilaku tanpa bataspun menjangkiti generasi saat ini . Alhasil halal haram tak lagi jadi acuan.
Padahal bunuh diri dalam Islam jelaslah diharamkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Annisaa ayat 29-30 yang artinya: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepada kamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar dan aniaya, maka kami kelak akan memasukannya kedalam neraka, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah“. (TQS.An-Nissa:29-30).
Inilah potret buram sistem liberal sekularisme yang gagal menghasilkan generasi berkepribadian Islam. Generasi saat ini dirusak dengan berbagai kesenangan yang menjauhkan dari fitrahnya sebagai manusia. Mengakibatkan menurunnya daya juang untuk bertahan hidup ditengah berbagai gempuran masalah yang melanda.
Untuk itu dibutuhkan sistem yang paripurna untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan. Sistem itu adalah Islam yang sahih akan membina generasi dengan ketakwaan terhadap Sang Pencipta sehingga melakukan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang dilarangNya senantiasa akan menjadi landasan dalam berpikir dan berperilaku. Mengutamakan kepentingan umum tanpa mengesampingkan kepentingan pribadi merupakan cerminan masyarakat muslim.
Mengupayakan kepedulian yang tinggi sehingga berkumpul dengan orang-orang yang salih, hingga tidak ada celah untuk berpikir dan bertindak di luar nalar yang dapat menjerumus diri. Dengan demikian pemikiran yang cemerlang, akhlak yang baik akan terbentuk dan generasi bermental mulia juga kesatria mudah dihasilkan.Wallahua’lam Bishowab . [LM/ry].