Peran Pers Media Online
Oleh: Sri Ratna Puri
(Member WCWH)
LensaMediaNews— Di tengah arus tak tentunya pemberitaan yang ada, kini lahir Lensamedianews.com di hadapan kita. Media online yang menyajikan berita, yang ditakar dengan paradigma ideologi Islam yang membuka kesadaran. Bertitel “Mencerahkan pemahaman umat dengan Islam paripurna sebagai obat” menggambarkan visi misi mulia demi peradaban umat.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa peran pers saat ini, dikuasai oleh industri kapitalis. Segala pemberitaan yang ada, dibuat sedemikian rupa, hanya untuk meraih keuntungan saja. Sehingga, bagi para pembaca, sukar menentukan, apakah berita itu benar adanya, atau settingan belaka.
Walau Undandang-undang ITE, sudah siap menjerat para penyebar hoaks di Indonesia, namun serasa tak berjalan sebagaimana mestinya. Sebab, semua kembali pada kekuatan kapital yang dipegang. Sekaliber negara pun, bisa dengan mudah dikendalikan. Sudah banyak buktinya, chat mesum Habib Rizieq, misalnya. Sampai sekarang, tak ada tanda-tanda penyelesaian. Beliau sebagai korban, malah dikriminalkan.
Untuk itu, Lensamedianews.com, selain untuk mewadahi setiap karya tulisan para pejuang pena, iapun menjadi media yang ikut menyusun kerangka peradaban manusia yang seharusnya mulia. Yakni, dengan menggugat peran pers di era digitalisasi, dengan tulisan-tulisan, yang membawa pencerahan. Tidak dikapitalisasi lagi.
Bila otak kapitalis menjadikan pers (termasuk media online), sebagai corong jeratan kapitalis, maka Lensamedianews.com, menjadikan media online untuk jeratan keselamatan. Melalui tangan dingin pemrakasa Cikgu Hasni Tagili, dibantu oleh orang-orang yang berada dalam satu tim yang berkompeten, menjadikan setiap tulisan yang tayang, tidak sembarangan. Dalam arti, semua tulisan yang diterima, harus dinyatakan lolos penyeleksian. Bila terpenuhi syaratnya, bisa tayang. Bila tidak, akan dikembalikan dengan meminta perbaikan.
Jujur, bagi saya pribadi, lebih susah tembus ke Lensamedianews.com, dibanding media online yang lain. Walau beberapa tulisan pernah tayang, tapi dengan perjuangan. Pernah beberapa kali, tulisan yang saya kirim diperbaiki. Dari jumlah karakternya yang kurang dari standar, sampai penulisan singkatan yang minta dijabarkan. Beruntung adminnya sabar mengirimkan balasan. Jadi, tidak begitu mempermasalahkan.
Mungkin hal itu terjadi, karena ketidakjelasan informasi yang saya terima. Apa saja syarat-syaratnya, apakah ada tema yang sedang diangkat? Sehingga, saya masih meraba-raba arah atau sasaran yang diinginkan. Jadwal penayangannya pun, masih belum bisa kontinyu saya ikuti. Entah saya yang tertinggal, atau memang masih belum ada ketetapan jadwal. Mungkin, perlu adanya pengulangan informasi, agar tidak terjadi miss persepsi.
Walau begitu, setahun usia Lensamedianews.com, telah cukup menarik perhatian. Khususnya bagi para pengirim tulisan. Seperti saya, dan teman-teman. Beberapa kali ikut berpartisipasi, tulisan bisa tayang di media ini. Alhamdulillah.
Harapan, di tahun-tahun mendatang, Lensamedianews.com, bisa lebih baik lagi. Kualitasnya, juga kuantitas partisipannya. Partisipan yang mengirim tulisan, juga pembaca link yang pemahamannya tercerahkan. Sehingga, di era digital sekarang ini, Lensamedianews.com, sebagai pers media online, benar-benar bisa berperan untuk umat, agar mudah taat syari’at. Aamiin. [LM]