Sadis. Kata itulah yang pantas menggambarkan peristiwa pembunuhan balita yang dilakukan oleh seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Remaja berinisial NF itu mendatangi kantor polisi dan dengan polosnya menceritakan pembunuhan yang telah dilakukannya terhadap APA (6 th) pada Kamis, 5 Maret 2020 lalu.

 

Ironisnya, NF tidak merasa bersalah. Ia bahkan mengaku puas atas perbuatan sadisnya itu. Tak pelak, hal tersebut memanen tanda tanya besar. Bagaimana bisa seseorang yang masih sangat belia tega melakukan aksi keji seperti itu dengan sadar dan tanpa rasa penyesalan?

 

Jika ditilik dari motif, pelaku mengaku melancarkan aksinya karena terinspirasi dari film horor yang sering ditontonnya. Apalagi, ditambah kondisi kejiwaan sang anak yang labil, kurangnya perhatian dan pengawasan dari orangtua, serta lemahnya keimanan kepada Allah SWT.

 

Padahal, sebagai orangtua, sebaiknya lebih peduli terhadap pendidikan anak, terutama dalam hal penanaman nilai-nilai agama yang menjadi pondasi awal pembentuk kepribadian dan kejiwaan anak yang baik.

 

Pun, negara tak boleh berpangku tangan. Kasus remaja yang melakukan tindak kriminal di luar nalar bukan sekali ini saja terjadi. Sudah tak terhitung jumlahnya. Hal ini cukup menjadi bukti nyata rusaknya tatanan kehidupan kita. Maka, tentu kita butuh aturan yang lebih tegas dan lebih baik lagi agar kejadian-kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Wallahu a’lam Bish Showab. [ry/LM] 

 

Lilih Marliah Zein
Bogor, Jawa Barat

Please follow and like us:

Tentang Penulis