Islamophobia Dibalik Kampanye #NoHijabDay

Oleh : Arwiyanti

 

LensaMediaNews – Miris, tagar NoHijabDay awal bulan ini sengaja dikampanyekan di sebuah negara di mana penduduknya mayoritas muslim, bahkan terbesar di dunia. Menurut Admin Fan Page Hijrah Indonesia di Facebook, sebagai penggagas, hal itu didorong atas keresahannya dalam hal hijabisasi dan niqabisasi di seluruh dunia muslim (VOA-Islam, 01/02).

Dari ide tersebut dapat kita cium nuansa yang kental sekali dengan paham liberal. Dalam pandangan mereka hijab adalah pilihan. Dan jelas, paham liberal diusung oleh kaum kafir Barat yang tidak suka dengan hijab yang dikenakan kaum muslimah.

Mereka berharap kaum muslim, khususnya muslimah terpengaruh propaganda yang akan menyebabkan krisis identitas. Sehingga kaum muslim akan merasa takut, minder dan malu memperlihatkan kemuslimannya.

Sebenarnya, gerakan Islamophobia bukan sekali ini terjadi. Dan sejatinya merupakan rasa ketakutan atas kebangkitan Islam sebagai ideologi. Mereka paham betul bahwa muslimah mempunyai andil besar dalam mencetak generasi. Sehingga cara merusak peradaban dengan cara merusak kaum muslimah.

Sudah berabad-abad lamanya, tak pernah ada ihtilaf atas kewajiban jilbab di kalangan ulama. Jumhur ulama telah sepakat, bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan.

Dalam riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata : “Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haidh (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini, sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan.” (HR. Abu Daud dan Baihaqi)

Mengenai kewajiban jilbab, Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat al Ahzab 33: ayat 59, “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin. Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Untuk kewajiban memakai khimar atau kerudung, Allah SWT berfirman dalam surat an-Nuur : ayat 31, “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)….”

Diriwayatkan juga oleh Al-Bukhari (no. 324) dan Muslim (no. 890) dari Ummu Athiyah R. A; beliau berkata, “ Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk keluar pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, baik ‘awatiq (wanita yang baru baligh), wanita haid, maupun gadis yang dipingit. Adapun wanita haid, mereka memisahkan diri dari tempat pelaksanaan shalat dan mereka menyaksikan kebaikan serta dakwah kaum muslimin. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab.’ Beliau menanggapi, ‘Hendaklah saudarinya (maksudnya: sesama muslimah, pent.) meminjamkan jilbab kepadanya.”

Dari nash-nash di atas, tak ditemukan keraguan lagi tentang kewajiban wanita mengenakan jilbab dan kerudung. Bagi seorang muslimah, mengikuti seruan NoHijabDay selain pasti akan berbuah dosa juga sama dengan melepaskan iffah dan izzahnya yang menjadikannya nista.

Namun, umat Islam saat ini sudah banyak yang tertipu dengan propaganda kaum kafir Barat. Padahal Allah sudah mengingatkan dalam surat Hud ayat 113 Allah berfirman : “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan. “

Agar muslimah tidak tertipu dengan propaganda kaum kafir, maka harus punya benteng dan bekal. Yakni harus bergabung dengan jamaah yang shohih yang berjuang sesuai metode dakwah Rasulullah SAW, dalam membina masyarakat dan yang akan memastikan penerapan syariah kaffah tanpa mencampuradukkan dengan paham kafir Barat.

Ketika kaum muslimah telah dibina hingga memiliki pemahaman dan keimanan yang teguh, akan terbentuk kekuatan untuk menyebarluaskan konsep Islam dan juga mampu membongkar dan menentang narasi rusak yang ingin menjatuhkan Islam. Sehingga kaum Muslimah mampu menjelaskan ide batil kaum kafir Barat, baik dalam ide HAM, Demokrasi dan lain. Serta akan mampu melakukan perlawanan dengan hujjah yang elegan dan melakukan penyadaran kepada masyarakat. Dan akhirnya dengan pertolongan Allah, akan segera terlaksana penerapan seluruh syariat Islam.

Maka tak pantas bagi seorang muslimah tersandera dengan propaganda yang sengaja dicekokkan. Dan kian larut dalam dunia tanpa mau menjadi pembela agama. Semoga kita menjadi muslimah yang akan menjadi garda terdepan dalam membela agama Islam.

Wallahu a’ lam buah Showab.

 

 [ry/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis