Muharram, Momentum Hijrah Menuju Perubahan Hakiki
Tak terasa umat Islam kembali bertemu bulan Muharram. Muharram merupakan permulaan tahun dalam kalender Islam yang menandai pergantian tahun hijriyah.
Muharram memiliki keistimewaan bagi umat Islam karena pada bulan ini, Rasulullah SAW. mendapatkan keberhasilan dakwah dengan hijrahnya beliau dari Mekkah ke Madinah. Hijrah menjadi momentum yang sangat penting dalam lintasan sejarah perjuangan umat Islam. Hijrah yang menjadi tonggak tegaknya Islam dan menjadi titik awal kebangkitan Islam.
Hijrah secara bahasa adalah berpindah dari sesuatu atau tempat ke sesuatu atau tempat yang lain. Tujuannya meninggalkan yang pertama menuju yang kedua. Adapun konotasi hijrah menurut istilah khusus adalah meninggalkan negeri kufur/ dar al-kufr, lalu berpindah menuju negeri Islam/ dar al-Islam.
Esensi hijrah nabi sesungguhnya bukan sekadar berpindah tempat, tetapi mengubah cara hidup dengan penerapan Islam secara kaffah menuju perubahan hakiki. Dengan hijrah, kekufuran lenyap berganti keimanan. Kejahiliyahan lenyap berganti dengan cahaya Islam. Ketertindasan berubah menjadi kemuliaan dan keagungan. Madinah yang dulunya terpecah belah dalam kabilah-kabilah menjadi satu umat dan satu negara di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW.
Dalam konteks kekinian, hijrah harus dimaknai sebagai upaya mengubah sistem jahiliyyah modern yang banyak diterapkan di negeri-negeri muslim, yakni kapitalisme-sekular dengan sistem politik demokrasinya, menjadi sistem Islam. Karena itu momentum Muharram, selayaknya bagi umat Islam dijadikan sebagai momen hijrah menuju kondisi yang lebih baik.
Tak hanya dalam tataran individu, tetapi juga dalam masyarakat dan bernegara. Dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah sebagai aturan kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara, sekaligus meninggalkan aturan hidup jahiliah, sebagaimana yang berlaku saat ini.
Wallahu a’lam.
Rahmawati
(Malunda, Sulawesi Barat)
[LS]