Jilbabku adalah Mahkotaku
Oleh: Henyk Nur Widaryanti
“Dunia itu semuanya menyenangkan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita salihah” (H.R. Muslim).
LenSaMediaNews– Jika kebanyakan orang mengatakan rambut adalah makota para wanita, maka hadis di atas mengerucut pada wanita salihah sebagai sebaik-baik kesenangan. Wanita adalah makhluk yang penuh pro dan kontra. Segala yang terdapat padanya selalu membuat ramai kalangan manusia. Apalagi jika menyangkut istilah “wanita salihah”.
Gelar wanita salihah hanya disematkan pada wanita-wanita muslim yang taat beragama. Salah satu ketaatan ini adalah menutup aurat dengan sempurna. Namun, menutup aurat menjadi permasalahan. Pasalnya, sebuah postingan beberapa waktu lalu cukup menggelitik pikiran. Tulisan Gayatri dalam blognya tentang “27 Alasan Dejilbabisasi” membuat gaduh dunia maya.
Kebanyakan alasan yang diambil hanya berkutat pada akal semata. Ia menyatakan, tidak seharusnya wanita menutup aurat karena masalah kesehatan. Seperti, kurang vitamin D karena kurangnya terpapar cahaya matahari, sakit kanker kulit hingga tidak adanya tempat khusus di rumah untuk mendapat sinar matahari cukup.
Masalah sakit seperti kanker kulit misalnya, sebenarnya bisa dikomunikasikan dengan keluarga. Jika memang cahaya matahari sangat dibutuhkan bagi orang berkebutuhan khusus seperti ini, maka bisa berjemur di tempat khusus wanita atau mencari tempat lainnya yang dinilai bisa mendapat sinar cukup. Tidak perlu memperlihatkan aurat di khalayak umum dengan alasan penyakit.
Berbeda halnya dengan Islam. Islam mengajarkan ketauhidan kepada Allah. Aktivitas seorang perempuang muslim menjadikan akidah sebagai dasarnya. Aqidah Islam adalah keimanan terhadap Allah. Yang menciptakan bumi, dan akhirat (Surga dan Neraka). Wanita yang menjalankan aktivitas dengan ketaatan inilah yang disebut wanita shalihah. Merekalah yang dimaksud sebagai perhiasan dunia. Bahkan bidadari pun cemburu padanya.
Dari Ummu Salamah r.a, berkata; “Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia atau bidadari yang bermata jeli?”
Rasulullah saw menjawab; “Wanita-wanita dunia lebih utama dari pada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak dari pada apa yang tidak tampak”.
Lalu saya (Ummu Salamah r.a) bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama dari pada mereka?”
Beliau, Rasulullah menjawab; “Karena salat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas”. Mereka berkata, “Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami rida dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya” (HR. Thabrani).
Sehingga bagi wanita salihah, menutup aurat adalah syariat Allah. Bukan menjalankan dalam keterpaksaan. Wanita salihah akan senantiasa merasa Allah mengawasinya. Selalu bersamanya dan memberikan rezeki yang cukup. Maka mereka tidak akan merasa keberatan dengan syariat-Nya.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S. Annur : 31).
“Wahai Nabi, katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita kaum Mukminin agar mereka menjulurkan kain-kain mereka dari kepala dan wajah mereka untuk menutupi wajah mereka, kepala dan dada mereka. Hal itu lebih dekat kepada keterjagaan dan perlindungan sehingga mereka tidak beresiko diganggu atau dijahili. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang di mana Dia mengampuni apa yang telah berlalu dari kalian, Dia menyayangi kalian dengan apa yang Dia jelaskan, mana yang halal dan mana yang haram.” (Q.S. Al Azab: 59).
Sebagaimana perintah Allah di atas tentang memakai kerudung dan jilbab. Begitulah wanita salihah menganggap jilbab (pakaian muslimah) sebagai mahkotanya. Karena ingin senantiasa menjadi perhiasan dunia yang bidadari cemburu padanya.
Wallahua’lam bishowab.
[Fa]