Fastabiqul Khairat, Memaknai Hakikat Masa
Oleh : Dika Lukita Sari
Lensamedianews.com__ Pergantian tahun tinggal menunggu hari, momen muhasabah (introspeksi) dan ishlah (perbaikan) untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Manakala melakukan muhasabah diri, tepatlah kiranya kita mengingat nasehat yang berharga dari Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dalam hadis yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi, “Dari Rasulullah saw bahwa ia pernah ditanya: siapakah paling baiknya manusia? Nabi menjawab: orang yang dikaruniai umur panjang dan baik (benar) perbuatannya. Ditanyakan lagi: Dan siapakah paling jeleknya manusia? Nabi menjawab: orang yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya.”
Makna dari hadis tersebut bahwa mereka yang dikaruniai Allah dengan usia panjang dan menggunakannya untuk mengerjakan amal shalih, memperbanyak ibadah rutin, dan istiqomah dalam ketaatan, maka mereka termasuk dalam golongan manusia yang beruntung. Sedangkan mereka yang berlaku sebaliknya termasuk golongan manusia yang merugi.
Akal, Menuntun Pilihan Amal
Manusia adalah mahluk yang dikarunia Allah dengan kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya, yaitu akal. Allah memberikan karunia akal kepada manusia, karena peran mulia yang Allah letakkan di pundak manusia yaitu sebagai khalifah fil al ardhi (penjaga dan pengatur bumi Allah).
Akal merupakan modal penting yang dimiliki manusia untuk membedakan mana kebaikan dan keburukan sesuai dengan ketentuan Allah. Maka sebagai seorang muslim, kita patut bersyukur dengan karunia akal tersebut, karena dengannya kita akan mampu memilih berbagai amal shalih yang membuahkan pahala.
Fastabiqul Khairat, Sukses menjadi Manusia yang Beruntung
Wujud rasa syukur kita terhadap waktu yang Allah karuniakan adalah dengan senantiasa bersegera melakukan amal salih yang dicintai Allah. Sikap seperti ini disebut fastabiqul khairat yang artinya bersegera atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Banyak keuntungan yang dapat kita raih ketika melakukan fastabiqul khairat di antaranya : memanfaatkan waktu dengan cara terbaik, menambah pahala, serta membentengi diri dari godaan setan yang menyesatkan.
Layaknya seseorang yang mengikuti sebuah perlombaan, beramal memerlukan usaha yang maksimal agar dapat mencapai tujuan atau kemenangan. Berlomba-lomba dalam kebaikan ini diperintahkan Allah taalaa dalam QS Al-Baqarah ayat 148, Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Beberapa hal yang dapat menjadi motivasi kita untuk senantiasa fastabiqul khairat yaitu
Pertama, kita memahami tujuan hidup di dunia yaitu beribadah, sebagaimana firman Allah dalam QS Adz Dzariyat ayat 56 ,”Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Makna dari ayat ini adalah setiap amal yang kita lakukan, baik kecil maupun besar, merupakan ibadah yang akan berbuah pahala”.
Kedua, menyadari bahwa setiap waktu yang kita gunakan akan dicatat. Setiap manusia didampingi oleh malaikat pencatat amal kebaikan dan keburukan. Apapun yang kita lakukan, tak ada yang luput dari catatan makhluk Allah yang senantiasa taat ini. Sehingga kita senantiasa waspada dan berusaha untuk melakukan amal salih.
Ketiga, kematian bisa datang kapan saja. Allah telah menetapkan rizki, jodoh dan kematian setiap makhluknya, dan tidak ada satupun dari makhluknya yang mengetahu kapan ajal menjemput kita. Oleh karenanya kita akan senantiasa mempersiapkan amal terbaik sebelum bertemu Allah sang Pencipta di yaumul akhir.
Keempat, menjadikan Islam sebagai way of life. Konsekuensi dari kalimat syahadat yang kita lafazkan lima waktu setiap harinya, haruslah kita wujudkan dalam bentuk ketaatan yaitu menjalankan semua perintah Allah taala dan menjauhi segala larangan-Nya dalam seluruh aspek kehidupan kita. Rida Allah adalah tujuan utama dan satu-satunya yang akan menghantarkannya ke jannah-Nya sebagai tempat bernaung yang abadi.
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalaam mengajarkan suatu doa agar Allah membimbing kita untuk senantiasa fastabiqul khairat yaitu dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, “Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang menjadi pegangan urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku; serta jadikanlah kehidupanku mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan kematianku sebagai kebebasanku dari segala keburukan”.