Pelecehan Seksual Anak, Syariat Solusinya

Menilik maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak akhir-akhir ini, kian meresahkan. Seringnya dilakukan oleh seseorang karena merasa mempunyai otoritas terhadap korban. Baik secara paksa disertai ancaman atau pun dengan diiming-imingi hadiah. Bisa terhadap anak laki-laki maupun terhadap anak perempuan.

Mirisnya lagi, sejumlah kasus kekerasan seksual dilakukan oleh orang terdekat korban. Bahkan tak jarang oleh oknum pendidik dan dilakukan di lingkungan sekolah, pesantren/pemondokan, tempat di mana peserta didik seharusnya mendapatkan bimbingan dan ilmu agar dapat mewujudkan cita-cita demi masa depannya. Seperti kasus yang terjadi di provinsi Aceh tepatnya di sebuah pesantren di kota Lhokseumawe yang dilakukan oleh pimpinan dan seorang guru terhadap anak didiknya.

Banyak faktor pemicu terjadinya pelecehan ini, Lemahnya keimanan pelaku, rendahnya pengetahuan korban terhadap diri dan lingkungan. Ditambah lagi sistem yang berjalan saat ini yaitu sistem Kapitalisme/Liberalisme dengan ide kebebasan bertingkah laku dan orientasi kebahagiaan yang keliru telah melanda berbagai kalangan semakin memperparah keadaan.

Karenanya, selain menanamkan nilai-nilai pergaulan sesuai syariat, perlu mengingatkan anak untuk senantiasa waspada kepada orang asing jika memegang dan menyentuh bagian-bagian tertentu, menanamkan rasa malu jika auratnya terlihat oleh orang lain baik anak perempuan maupun anak laki-laki serta menjauhkan mereka dari media yang menyediakan konten pornoaksi/pornografi yang akan merusak otak dan pemikirannya.

Yang tak kalah penting untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak harus ada kesinergian peran antara anak didik, orang tua dan kaum pendidik, selain tak lepas dari kontrol masyarakat. Sedangkan Negara/Pemerintah sebagai pemangku kekuasaan, wajib menerapkan nilai-nilai pergaulan yang benar, baik dalam masyarakat maupun di dunia pendidikan. Negara juga harus menjamin keadilan bagi korban, tentu saja memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku sesuai syariat.

Wallahu a’lam

 

Yeni Ummu Athifa

Banda Aceh, Aceh

 

[LS]

Please follow and like us:

Tentang Penulis