Mau Dibawa Kemana Arah Pendidikan Ini?

Oleh: Nurul Aflah Tarigan,S.Pd*

 

Abad 21 merupakan era _distruptif_. Era dimana pertukaran teknologi dan informasi kian melejit, sehingga bagi setiap bangsa hal itu merupakan tantangan besar yang harus dihadapi pergolakannya. Demi mempertahankan guncangan tersebut, setiap negara harus mempersiapkan langkah strategis pada setiap aspek. di Indonesia sendiri, Pemerintah melirik aspek pendidikan. Seperti baru-baru ini diketahui bahwa Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir melepas 45 orang delegasi mahasiswa Indonesia yang akan melaksanakan kunjungan ke china mulai 15 hingga 21 Juni 2019.

” Saya ingin mengajak mahasiswa untuk berpikir lebih maju dan punya wawasan lebih luas “, kata Nasir dalam acara pelepasan delegasi mahasiswa Indonesia untuk kunjungan ke China, Tanggerang, Banten, Jumat (14/6). Program kunjungan itu bertujuan untuk memperkenalkan keindahan alam, budaya, dan tekhnologi China kepada mahasiswa dan mahasiswa Indonesia. Selama kunjungan, para peserta diharapkan memperoleh wawasan dan pengetahuan serta belajar berbagai hal yang mendukung kemajuan diri sendiri dan bangsa.(antaranews.com, 14/6/2019).

Sejatinya pendidikan merupakan salah satu pilar dalam ketahanan suatu negara karena melalui pendidikan, lahirlah generasi yang tercerdaskan secara lahir maupun batin, sehingga ia mampu untuk menjadi agen perubahan. Namun hal ini justru berbanding terbalik dengan kondisi yang diharapkan. Banyaknya para intelektual yang lahir sekarang ini tidak menjamin ketahanan suatu negara. Justru yang tampak dari mereka ialah jiwa-jiwa individualis dan _hedonis_. terpisahnya pemikiran dan perasaan mereka terpisah pula mereka dari masyarakatnya.

Disisi lain, masuknya teknologi dan informasi tanpa batas dari asing menyebabkan perang pemikiran sehingga melunturkan jati diri suatu negara seperti mengirim delegasi keluar negeri sama saja dengan menghapus identitas suatu negara dengan dalih prestasi. Namun ini adalah hal yang wajar pada _liberalisme-sekuler_ yang memandang pendidikan hanya sekedar transfer ilmu yang bersifat akademis, diperparah lagi penuh syarat dan berbau bisnis. sehingga pada akhirnya mereka tidak memahami kondisi negeri yang sesungguhnya, tidak mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat.

Islam memandang bahwa pendidikan merupakan hak bagi seluruh masyarakat sebab dengan ilmu yang mereka dapatkan akan melahirkan amal terbaik dalam beribadah serta ilmu yg bermanfaat merupakan amalan yang tak terputus jika diajarkan kepada masyarakat. wajar saja jika peradaban Islam telah menorehkan tinta emas dalam catatan sejarah. karena landasan pendidikan dalam Islam adalah keimanan bukanlah keuntungan semata.

Maka sudah menjadi tanggung jawab negara untuk menyokong pendidikan seperti guru berkualitas, sarana -prasarana yang memadai juga kesempatan belajar buat masyarakat supaya tercerdaskan.

Cita-cita generasi pembawa perubahan tidak dapat tercapai ketika tidak memiliki tolok ukur yang tepat serta landasan dalam menentukan arah pendidikannya. Maka sudah saatnya kita kembali kepada kepemimpinan Islam sebab Islam melahirkan jiwa-jiwa yang memiliki kekuatan pemikiran dan pribadi yang tangguh sehingga dapat menaklukan era _distruptif_ menjadi era kebangkitan hakiki yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu a’ lam biashowab. [ry/WuD]

*Guru dan anggota The Great Muslimah Community

Please follow and like us:

Tentang Penulis