Kartu Prakerja, Efektifkah?
Akibat dari merebaknya covid-19 ini ada sekitar 150 ribu pekerja di-PHK dan dirumahkan. Hal ini jelas membuat ekonomi rakyat semakin mencekik. Pasalnya, jika mereka di-PHK, maka mereka tidak memiliki pekerjaan dan pastinya kehilangan pemasukkan. Lalu bagaimana caranya memenuhi kebutuhan keluarganya? lebih-lebih di masa pandemi saat ini.
Sehingga dalam hal ini pak presiden mempercepat pemberlakukan kartu pra kerja yang menjadi janji kampanyenya. Namun, yang menjadi pertanyaannya, tepat dan mampukah kartu pra kerja menjadi solusi bagi rakyat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya di tengah pandemi?
Jika ditelisik, ditengah pandemi seperti saat ini sepertinya kartu pra kerja tidak cocok diterapkan kepada rakyat. Mengigat konsep kartu pra kerja itu sendiri adalah pemberian bantuan berupa biaya pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, nah sehingga bantuan tersebut tidak bisa dirasakan langsung oleh rakyat di musim pandemi ini, sedangkan saat ini rakyat baik yang terdampak PHK atau pun tidak lebih membutuhkan bantuan langsung tunai (BLT) guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, inilah solusi ala kapitalisme. Solusi yang serampangan dan setenggah hati. Penguasa tidak benar-benar meriayah rakyatnya. Tidak mampu melihat, apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh rakyatnya dimasa pandemi seperti saat ini.
Berbeda dengan Islam, yang meriayah rakyatnya dengan baik. Memenuhi kebutuhan setiap individu, baik di masa pandemi maupun tidak. Islam selalu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dasar rakyatnya. Hal itu pun tergambar pada masa-masa kejayaan Islam silam.
Oleh karena itu, diharapkan kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan. Memberikan bantuan langsung tunai kepada seluruh rakyatnya. Agar rakyat bisa stay at home dengan disiplin, dan pandemi dapat berakhir dengan cepat. Aamiin. Mencontoh para pemimpin Islam. Pemberian bantuan tersebut juga merupakan salah satu tangung jawab negara dalam menjamin kebutuhan rakyatnya. [RA/LM]
Siti Komariah
Konda, Sulawesi Tenggara