Pandemi Covid-19 dalam Menuju Perubahan Dunia

Oleh: Lilieh Solihah

 

LensaMediaNews- Dengan masih bergulirnya Covid-19 ini sudah sangat mengkhawatirkan Barat, karena akan menggoyahkan dominasi kapitalisme secara global. Peradaban kapitalisme sebenarnya sudah sejak lama diprediksi banyak pihak akan tumbang, bahkan presiden di masa awal-awal Amerika sudah mengingatkan akan hal ini. John Adam (presiden kedua Amerika) menyatakan bahwa demokrasi tidak akan bertahan lama, ia akan segera tumbang, terbuang, melemah dan membunuh dirinya sendiri. Demokrasi pasti akan bunuh diri.

Meskipun diambang kehancuran, Amerika sebagai panglima kapitalisme global akan berusaha keras untuk mempertahankan dominasinya. Amerika akan melakukan apapun untuk menyelamatkan kapitalisme meskipun sebenarnya mereka tidak yakin.

Faktanya saat wabah Covid-19 menjalar ke seluruh dunia, Amerika Serikat kelimpungan dalam menghadapi virus ini. Dengan lebih dari 500.000 kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan AS, memiliki kasus virus Corona terbanyak di dunia. Sementara itu, jumlah kasus secara global kini mencapai lebih dari 1,7 juta dan jumlah kematian melewati angka 103.000 (Tribunnews.com, 11/04/2020).

Lalu bagaimana dengan China? China sendiri sedang menghadapi gelombang kedua. Kasus virus Covid-19 yang dilaporkan tertinggi dalam hampir enam pekan terakhir. 108 kasus baru tercatat pada Minggu 12 April naik dari 99 dibanding sebelumnya, sekaligus menandai jumlah kasus tertinggi sejak 143 kasus di laporkan pada Maret 2020 (Liputan6.com, 13/04/2020).

Sungguh ini merupakan penderitaan dalam bentuk salah satu makhluk ciptaan Allah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Makhluk ciptaan Allah yang sangat kecil, sebuah virus, telah mengungkap kepalsuan kapitalisme dan kredo sekuler. Dimana yang menjadi basisnya ialah pelepasan agama dari kehidupan.

Lalu pesan apa sebenarnya yang Allah berikan lewat makhluk kecil bernama Covid-19 kepada dunia? Ada dua kalangan yang dituju oleh Allah lewat pesan ini, pertama adalah kaum kafir. Kaum kafir ini dibagi menjadi dua golongan. Ada para penguasa dan masyarakat umum. Bagi penguasa dunia, virus yang amat kecil ini ingin menunjukkan bahwa mereka yang mengatakan “kamilah penguasa dunia” baik itu Amerika, China, ataupun Uni Eropa, sejatinya tidak ada satupun yang bisa menghentikan virus ini. Padahal selama ini tidak ada satupun yang mampu menghentikan kezaliman yang mereka ciptakan terhadap saudara-saudara muslim kita di berbagai belahan dunia, baik itu di Uighur, Palestina, Kashmir, Myanmar, Afganistan dan hampir semua negeri muslim. Sampai saat ini tidak bisa menghentikan kezaliman mereka.

Tetapi pada saat ini Amerika, China, Rusia, Jerman, dan Prancis harus takluk pada makhluk kecil Covid-19. Seolah makhluk ini berkata “kalian tidak ada apa-apanya”. Tekhnologi yang canggih, sistem kesehatan yang tinggi sekalipun, tidak mampu menghentikan kekuasaan Allah atas mereka.

Selanjutnya, bagi masyarakat umum yang ada di negeri kafir, saatnya hari ini mereka melihat bahwa pemimpin yang ada di sekitar mereka ternyata menelantarkan rakyatnya. Meskipun mereka (rakyat) sudah membayar pajak yang tinggi untuk mendapatkan jaminan keamanan dari virus, tapi tidak dipedulikan para pemimpin karena yang mereka pikirkan hanya materi. Inilah sesungguhnya peradaban kapitalisme yang mereka lakukan dan kemudian disebarluaskan ke seluruh dunia. Sistem inilah yang hanya memikirkan materi, modal, dan kekuasaan.

Dan sampai kapan sistem ini akan bertahan? Di saat wabah melanda, penduduk yang ada di Belanda, Spanyol, Jerman, ataupun China justru menyeru Allah.

Kedua yang ditujukan kepada kaum muslimin. Ada dua golongan kaum muslimin. Pertama kaum muslimin yang abai yaitu mereka yang mendukung rezim dan benci terhadap syariat Islam. Melakukan kriminalisasi terhadap ulama bahkan sampai tega menjual agamanya demi kepentingan materi semata. Sungguh carut marut yang terjadi ini akibat dari mereka yang meninggalkan syariat, mereka tidak mau tunduk dan taat kepada Allah dan Rasulullah, karena yang ada di pikiran mereka hanyalah tentang modal dan investasi meskipun nyawa rakyat taruhannya.

Yang kedua ditujukan pada kaum muslimin yang berjuang untuk menegakkan syariat. Kebenaran itu adalah berjuang dalam meninggikan kalimat Allah, membumikan syariat Allah, menegakan sunnah Rasulullah. Maka wajar untuk yakin bahwa kita berada di jalan yang benar. Mereka kaum muslimin yang berjuang di jalan Allah tidak gentar akan hinaan dan cacian dalam menghadapi musuh-musuh kaum muslimin.

Pekerjaan kita hari ini sebagai pengemban dakwah hanyalah untuk menolong agama Allah. Jalan inilah juga yang ditempuh oleh para nabi dan rasul serta salafushsholih karena istiqamah mereka. Inilah dakwah Islam yang tetap eksis sampai sekarang, faktanya para pejuang Islam ditakuti kaum kafir, munafik, dan musuh-musuh Allah lainnya. Jika kita menolong agama Allah, maka Allah akan menolong dan meneguhkan kita dalam berjuang untuk menegakan keadilan dan kebenaran.

Wallahu’alam bishshawab.

 

[ah/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis