Fenomena Hijrah di Indonesia
Oleh: Ade Farkah
LenSaMediaNews– Artis hijrah, pengusaha hijrah, preman jalanan hijrah, pelaku riba hijrah, yang tua hijrah, yang muda hijrah, semua hijrah. Itulah sederet fakta tentang fenomena hijrah yang populer di tanah air. Bahkan saat ini banyak muncul komunitas hijrah dengan karakter dan keunikan masing-masing.
Secara bahasa, hijrah berarti berpindah atau meninggalkan sesuatu menuju sesuatu yang lain. Definisi hijrah yang demikian merupakan sebutan atas sebuah gerakan masyarakat khususnya kaum muslim yang mengajak untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, dengan meninggalkan perilaku atau kebiasaan buruk diganti dengan ketaatan terhadap syariat agama. Jadi, hijrah sangat identik dengan perubahan.
Entah siapa yang menginisiasi gerakan hijrah di negeri ini hingga menjadi sebuah fenomena yang diperhitungkan, baik di dalam maupun di luar negeri. Fenomena gerakan hijrah tergolong unik, lantaran gerakan ini tidak terpusat pada satu pihak tertentu. Bahkan muncul tanpa komando dan tidak terorganisir. Siapapun yang mengamati gerakan ini pasti takjub, merasakan adanya kekuatan yang luar biasa di dalamnya.
Tumbuh suburnya komunitas hijrah di berbagai tempat, baik kota besar maupun daerah adalah suatu pertanda bahwa masyarakat, khususnya umat muslim mulai jengah dengan kehidupan yang ada saat ini. Mereka merindukan ketentraman, ingin merasakan rahmat yang hanya mampu diberikan oleh Islam.
Kita bisa saksikan, bahwa kesadaran masyarakat tentang Islam mulai tumbuh dan meningkat. Mereka mulai pilih-pilih terhadap apa yang akan mereka lakukan. Sebagai contoh, ketika kita berbicara sektor ekonomi, saat ini masyarakat lebih memilih produk ekonomi syariah ketimbang produk ekonomi konvensional. Karenanya, perbankan dan lembaga keuangan syariah lainnya makin menjamur di mana-mana.
Pun demikian halnya saat kita berbicara medis. Metode pengobatan ala Nabi, atau lebih dikenal dengan thibbun nabawi adalah metode pengobatan alternatif yang menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Bekam, ruqyah syar’iyyah atau pengobatan dengan menggunakan jintan hitam (Habbatussauda) dan madu menjadi semakin populer dikalangan masyarakat.
Di antara yang paling populer dan menjadi ciri dari hijrah adalah pakaian syar’i, berfungsi sebagai penutup aurat bagi setiap muslim. Ketika seseorang sudah berhijrah, maka ciri paling menonjol nampak dari pakaiannya. Meski hal ini terkadang hanya tren pakaian saja. Saat ini pakaian syar’i menjadi trend fashion yang mendunia. Bahkan, Indonesia termasuk kiblat dalam hal fashion hijab syar’i.
Tentunya perubahan sebagai dampak dari fenomena hijrah tersebut terjadi hampir di setiap sisi kehidupan masyarakat. Hal tersebut merupakan nilai positif bagi perkembangan masyarakat secara sosial dan spiritual. Namun demikian, hendaknya masyarakat tidak mencukupkan diri hanya sampai kepada perubahan bersifat individu dan kelompok (komunitas) saja. Karena perubahan demikian itu bersifat lemah.
Mudah goyah akibat aturan-aturan lain yang mengikat. Sehingga kalau pun kita telah berkeras hati untuk memegang prinsip-prinsip syariat agama, namun jika negara masih menerapkan sistem kehidupan selain Islam, maka hal itu akan menjadi sangat sulit. Seperti halnya, saat kita ingin menghindari riba, namun karena alasan sistemik tetap saja kita terkena dampak dari riba.
Oleh karena itu hijrah yang hakiki sejatinya adalah perubahan dengan meninggalkan darul kuffar menuju darul Islam. Yang bermakna meninggalkan sistem kufur dan menggantinya dengan menggunakan sistem Islam. Itulah makna hijrah yang sesungguhnya.[]
Waallahua’lam
[LN/Fa]