Gencatan Senjata Bukan Solusi Hakiki
Oleh: Bunda Erma E.
Pemerhati Umat
LenSa MediaNews.Com, Hamas dan Zionis mencapai kesepaatan gencatan senjata Gaza pada Rabu malam 15 Januari 2025. Gencatan senjata ini telah berlaku efektif pada Minggu, 19 Januari 2025 pukul 8.30 waktu setempat. Gencatan senjata ini diopinikan sebagai solusi langkah pertama untuk mengakhiri kebiadaban Israil, yang telah menewaskan 47.000 warga Gaza yang kebanyakan anak-anak dan perempuan (tirto.id, 18-01-2025).
Gencatan senjata bukan kali ini saja terjadi dan diopinikan sebagai solusi bagi Palestina. Gencatan senjata telah berulang kali dilakukan, namun tindakan ini tidak memberi kebaikan sedikitpun pada umat Islam. Sebagaimana yang sudah terjadi sebelumnya, gencatan senjata akan diambil oleh Zionis tatkala mereka merasa kewalahan menghadapi para mujahid Palestina.
Padahal Zionis telah didukung oleh negara besar Amerika Serikat (AS). AS telah mengucurkan banyak sekali bantuan, mulai dari dana, keamanan seperti iron dome, hingga persenjataan. Statemen politik pemimpin AS pun begitu jelas berada disisi Zionis.
Bahkan yang menyakitkan, pemimpin-pemimpin negeri muslim justru memberi peluang kepada musuh-musuh Allah SWT untuk menumpahkan darah, merampas lahan, menghancurkan dan menodai rumah kaum muslimin. Penguasa negeri-negeri muslim pun membiarkan musuh-musuh Allah SWT memiliki segala alasan untuk menindas kaum muslim dan menghasut serta menakut-nakuti umat Islam di negeri-negeri muslim lainnya agar tidak melakukan tindakan apapun.
Padahal Allah telah memberikan mereka amanah kekuasaan, yang seharusnya dengan kekuasaan itu mereka memiliki tugas untuk menggerakkan tentaranya sekuat tenaga dalam membebaskan Palestina. Namun mereka tidak melakukan hal itu.
Secara logika, Zionis pasti akan menang melawan umat Islam di Palestina. Karena Zionis didukung penuh oleh AS, bahkan oleh penguasa-penguasa muslim. Namun hingga saat ini, Zionis terus menerus kewalahan menghadapi mujahid Palestina.
Jadi gencatan senjata bukan karena tekanan Trump kepada Netanyahu, namun karena zionis tidak sanggup mematahkan rakyat Gaza. Gencatan senjata hanya kedok Zionis untuk mengambil nafas dalam pertempuran.
Para mujahidin Palestina terus memberikan fakta yang menyakitkan bagi Zionis. sekalipun umat Islam di Palestina sendirian, mereka menderita kelaparan, dibunuh, dan banyak pemimpin pejuang yang syahid.
Namun mereka tetap dalam keteguhan, kesabaran dan ketabahan. Keimanan yang menjadi sumber kekuatan ghirah jihad para Mujahid dalam mempertahankan tanah Palestina, tanah kharajiyah milik kaum muslimin telah menggentarkan Zionis.
Oleh karena itu Zionis sejatinya telah kalah telak sedari awal. Mereka tidak layak berlaga di medan tempur melawan para mujahid Islam yang mencintai syahid dan jihad di jalan Allah SWT. Umat Islam khususnya kaum muslimin di Gaza harus menyadari bahwa gencatan senjata tidak akan mengubah apapun.
Zionis akan tetap menghianati kesepakatan itu dengan menyerang kaum muslimin kembali. Terbukti, beberapa jam setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata, Zion1s melakukan serangan yang menewaskan sedikitnya 82 orang (merdeka.com, 17-01-2025).
Jadi apa yang dilakukan oleh Zionis ini, sudah sangat jelas menunjukkan untuk kesekian kalinya, bahwa solusi untuk Palestina bukan dengan bantuan-bantuan kemanusiaan, boikot, dan solusi parsial pragmatis lainnya. Solusi hakiki untuk mengakhiri masalah ini hanyalah dengan jihad dan Khilafah.
Terwujudnya Daulah Khilafah yang akan mengirimkan tantara untuk berjihad membebaskan Palestina adalah kemenangan yang nyata. Umat Islam harus meyakini kemenangan adalah milik umat Islam dan pujian hanya milik Allah.
Maka agar umat Islam ditolong Allah, umat Islam harus berjuang sesuai tuntunan Allah, tidak menyerahkan pada musuh-musuh Allah. Karena itu, umat harus berjuang secara syar’i untuk mewujudkan solusi hakiki, yakni menegakkan kembali Daulah Khilafah Islamiyah yang dijanjikan. Wallahualam bissawab. [LM/ry].
.