Liberalisasi Pergaulan semakin Meresahkan

Oleh: Fatimah Nafis

 

 

Lensamedianews.com_ Arus digitalisasi dan informasi saat ini ibarat bola liar, dimana konten-konten pornografi dengan mudah menyasar generasi. Maraknya pergaulan bebas dan tindak asusila hanyalah secuil fakta dari masalah utama liberalisasi pergaulan. Yang terbaru, terungkapnya kasus pesta seks swinger (bertukar pasangan) yang terjadi di Kabupaten Badung, Bali yang diselenggarakan sepasang suami istri melalui sebuah situs pornografi secara gratis yang kemudian menjual video aktifitas para peserta. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menyampaikan pada 9/1/2025 bahwa kedua tersangka sudah ditangkap dan dalam penyidikan lebih lanjut. (Kompas.com)

 

Sementara itu, Panitera Muda Permohonan Pengadilan Agama Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Tri Wahyu mengakui sepanjang 2024 telah masuk surat permohonan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama Sleman sebanyak 98 kasus. Sedangkan Pengadilan Agama Jombang menerima laporan permohonan dispensasi nikah sebanyak 286 kasus. Dispensasi tersebut biasanya diberikan kepada remaja usia di bawah 19 tahun dengan faktor dominan yang sama yakni kehamilan di luar nikah. (Kompas.com)

 

Dari kasus tersebut, sangat nyata bahwa sistem pergaulan saat ini sudah sangat meresahkan. Hal ini terjadi karena liberalisasi pergaulan yang diterapkan sistem sekuler kapitalisme yang menjunjung tinggi kebebasan sehingga lahirlah gaya hidup hedonis (hura-hura) dan permisif (serba boleh) atas nama hak asasi manusia. Tak sedikit generasi yang akhirnya melakukan aborsi hingga bunuh diri. Agama tidak dijadikan sebagai benteng diri yang utama, tak ada pula negara sebagai penjaga. Mirisnya kampanye kebebasan ini terus digaungkan oleh lembaga-lembaga besar dunia seperti PBB, UN Women dan sebagainya.

 

Sistem sekuler ini sangat berbahaya dan menyesatkan, sehingga harus diganti dengan sistem Islam yang memberikan solusi menyeluruh dalam kehidupan. Sistem pendidikan Islam akan menjadikan setiap individu bertakwa, memiliki pola pikir dan pola sikap islami, serta memiliki tujuan hidup yang jelas. Sistem ekonomi Islam akan mendukung pendidikan gratis dan jaminan nafkah untuk seluruh rakyat. Sistem pergaulan Islam akan mengatur interaksi kehidupan laki-laki dan perempuan agar terhindar dari segala bentuk kemaksiatan. Sistem sanksi yang tegas dari negara akan menjamin sistem kehidupan lain karena bisa mencegah terjadinya berbagai pelanggaran hukum syara.

Please follow and like us:

Tentang Penulis