Mother Nature with Syarea
Oleh: Nanis Nursyifa
Lensamedianews.com__ Dikutip dari tirto.id pemerintah Kabupaten Sukabumi menetapkan status tanggap darurat bencana dalam sepekan ke depan pascabencana hidrometeorologi yang melanda daerah itu. Selain itu, Pemda Sukabumi juga mendirikan posko tanggap darurat dan penanggulangan bencana di pendopo Kabupaten Sukabumi.
“Status tanggap darurat bencana ini kami tetapkan selama tujuh hari atau sepekan dan bisa diperpanjang setelah dilakukan evaluasi,” kata Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman di Sukabumi, dikutip Antara, Kamis (5-12-2024).
Bencana alam merupakan qadha atau takdir yang sudah Allah tetapkan kehadirannya. Akan tetapi jika berbicara qadha atau takdir kita bisa melihatnya dari dua sisi yang berbeda.
Pertama, wilayah yang Allah kuasai, di sini kita tidak akan bisa merubah sesuatu yang sudah menjadi kehendak-Nya. Seperti halnya kematian, manusia tidak akan bisa menghindari kematian, kapan dan di mana manusia mati itu sudah menjadi rahasia Allah SWT dan manusia tidak bisa merubah waktu datangnya kematian tersebut.
Kedua, wilayah yang manusia kuasai, contohnya seperti yang terjadi saat ini, bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia. Banjir yang terjadi bukan semata-mata atas kehendak Allah SWT saja, akan tetapi ada faktor yang melatarbelakangi musibah tersebut terjadi. Selain faktor cuaca yang memasuki musim penghujan, faktor kejahilan manusia juga ikut andil di dalamnya. Mulai dari buang sampah sembarang, penebangan pohon-pohon di hutan tropis untuk pembukaan lahan pertanian atau pertambangan dan yang lebih parahnya lagi penguasa yang menandatangani perizinan pembukaan lahan tersebut.
Saatnya Muhasabah Bersama
Bencana alam yang terjadi di negeri ini seharusnya menuntut manusia menyadari keberadaan Allah SWT. Muhasabah bersama terhadap perilaku individunya dan sistem yang diberlakukan untuk mengurus alam. Selain itu, manusia selalu menuruti hawa nafsu kekuasaannya manusia juga tidak mau diatur dengan aturan sang Maha Pencipta. Akibatnya ketika Allah memberi amanah berupa alam, ia mengurusnya dengan keegoisan semata. Eksploitasi alam sudah biasa, maka jangan heran jika alam itu murka.
Wahai manusia, apakah kesadaran kita baru terjaga ketika kekuatan alam telah menurunkan bencana?
Yuk, saatnya kita sama-sama muhasabah diri, berusaha menjaga amanah alam ini dengan tata kelola sesuai dengan apa yang di turunkan Ilahi Rabbi yaitu syariat Islam.
Karena hanya syariat Islam yang bisa membangun alam ini tanpa merusak apa yang ada. Sistem Islam sangat memerhatikan pengelolaan lingkungan dengan upaya semaksimal mungkin sehingga bencana alam bisa diminimalisir sedini mungkin.
Let’s start to care and love mother nature with Syarea,
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
Artinya, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”.