Moderasi Beragama Menyasar Pelajar, Tak Bahaya? 

Oleh : Nur Rahmawati, S.H.

Pegiat Literasi dan Pendidik di Kotim

 

LenSa Media News–Sosialisasi moderasi sejak dini digaungkan oleh para istri menteri yang tergabung Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) KIM, tak terkecuali istri Presiden Jokowi. Mereka melakukan sosialisasi ke Balikpapan dengan menyasar sebanyak 500 pelajar untuk turut berkontribusi dalam kegiatan bertajuk ‘Sosialisasi Moderat Sejak Dini’ dengan tema “Cinta Tuhan dengan Mencintai Indonesia” (Detik.com, 11-9-2024).

 

Moderasi beragama semakin sering dibicarakan, terutama dalam konteks pendidikan, di mana pelajar menjadi sasaran utamanya. Moderasi beragama dalam wacana kontemporer sering kali disandingkan dengan prinsip-prinsip sekularisme, yang justru dapat membawa kerusakan.

 

Moderasi Beragama dan Sekularisme: Menyemai Kerusakan

 

Moderasi beragama yang diusung oleh banyak pihak saat ini sering kali dipahami sebagai upaya menjauhkan penganut agama dari ekstremisme. Dalam praktiknya, moderasi beragama sering kali disertai oleh pemikiran-pemikiran sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan publik. Sekularisme, yang mendominasi konsep moderasi ini, memandang agama sebagai urusan pribadi dan tidak boleh mencampuri urusan sosial, politik, dan ekonomi.

 

Hal ini sejalan dengan konsep moderasi beragama yang diajarkan di banyak lembaga pendidikan, di mana siswa didorong untuk menempatkan agama sebagai bagian dari kehidupan spiritual saja, bukan sebagai panduan dalam urusan-urusan duniawi seperti politik, ekonomi, dan sosial.

 

Dalam jangka panjang, pendekatan ini justru bisa membawa kerusakan bagi para pelajar. Ketika nilai-nilai agama dianggap tidak relevan dalam kehidupan sehari-hari, mereka menjadi lebih rentan terhadap pengaruh ideologi yang bertentangan dengan ajaran agama. Alhasil, meningkatnya perilaku amoral, individualisme, serta hilangnya kepedulian terhadap sesama dan tanggung jawab sosial di kalangan generasi muda.

 

Al-qur’an telah memperingatkan kita untuk waspada terhadap upaya untuk memisahkan agama dari kehidupan, sebagaimana firman Allah:“Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian dari kamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka akan dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (TQS. Al-Baqarah: 85).

 

Ayat ini mengingatkan bahwa memisahkan agama dari aspek kehidupan apapun, termasuk pendidikan, akan membawa kerusakan. Islam harus diterapkan secara menyeluruh, bukan hanya di ranah spiritual.

 

Solusi Islam untuk Menangkal Moderasi Beragama yang Merusak

 

Islam memiliki solusi yang jelas untuk menangkal moderasi beragama yang dipengaruhi oleh sekularisme. Islam mengajarkan bahwa kehidupan dunia dan agama tidak dapat dipisahkan. Sebagai sebuah pandangan hidup yang menyeluruh, Islam mencakup semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Oleh karena itu, langkah pertama dalam menangkal moderasi beragama yang sekuler adalah dengan menanamkan pemahaman Islam yang komprehensif kepada para pelajar.

 

Berikut adalah beberapa solusi Islam yang bisa diterapkan:

 

Pertama, pendidikan Islam yang menyeluruh: kurikulum pendidikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga memadukan antara ilmu pengetahuan umum dan ajaran Islam. Islam tidak menentang ilmu pengetahuan, tetapi mengajarkan bahwa semua ilmu harus diintegrasikan dengan nilai-nilai agama. Dalam hal ini, para pelajar diajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan hanya sekedar untuk kemajuan duniawi.

 

Kedua, penanaman nilai akidah yang kuat: akidah atau keyakinan yang kokoh kepada Allah dan ajaran-Nya harus menjadi dasar dalam pendidikan. Akidah ini akan membentengi para pelajar dari pengaruh ideologi sekuler yang mencoba memisahkan agama dari kehidupan.

 

Ketiga, penerapan syariah dalam Kehidupan sehari-hari: salah satu cara untuk menangkal sekularisme adalah dengan menerapkan syariah dalam setiap aspek kehidupan. Dalam pendidikan, hal ini bisa dilakukan dengan memastikan bahwa nilai-nilai Islam menjadi pedoman dalam setiap tindakan, baik dalam belajar maupun berinteraksi dengan sesama. Islam mengajarkan bahwa setiap tindakan manusia harus sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.

 

Keempat, membangun kesadaran sosial dan tanggung jawab kolektif: Islam mendorong kesadaran sosial dan tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Pelajar harus diajarkan untuk peduli terhadap sesama dan memiliki tanggung jawab dalam memajukan masyarakat berdasarkan nilai-nilai Islam.

 

Khatimah

 

Moderasi beragama yang berlandaskan sekularisme membawa kerusakan dengan memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari, terutama dalam pendidikan pelajar. Islam sebagai agama yang menyeluruh menyediakan solusi untuk menangkal moderasi beragama yang keliru dengan pendidikan berbasis aqidah yang kokoh dan sesuai syariat Islam. Wallahualam bissawab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis