Wakil Rakyat Gadai SK, Buat Apa ?

LenSa Media News–Pemilihan wakil rakyat sudah usai, bahkan mereka yang lolos telah resmi dilantik, selanjutnya,  banyak wakil rakyat yang rela menggadaikan SK untuk biaya di pesta demokrasi ini. Disinyalir “tradisi” tersebut terkait mahalnya ongkos politik untuk meraih kursi kekuasaan dan maraknya gaya hidup hedon wakil rakyat dalam sistem sekuler demokrasi.

 

Anang Sujoko selaku pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) menyampaikan fenomena yang ada saat ini memprihatinkan. Karena  akan mempengaruhi kinerja wakil rakyat terpilih yang nantinya menjabat. Mereka paham bahwa sistem demokrasi saat ini mahal, sehingga butuh modal ketika ingin berkuasa. Sangat mustahil partai politik yang bisa mencari suara rakyat tanpa adanya suap. Meski tidak dipungkiri bahwa saat ini rakyat banyak yang enggan untuk berangkat memilih calon untuk menjadi wakil dari kepemimpinan mereka (detikJatim.com, 7-9-2024).

 

Rakyat menyadari bahwa saat ini mereka telah terwakili oleh pemimpin daerah. Terwakili dalam hal menikmati segala fasilitas yang disediakan negara. Contohnya adalah memiliki ruangan dingin, sering jalan-jalan ke luar negeri dan lain-lain. Hal tersebut membuat mereka lalai akan tanggungjawab yang seharusnya mereka emban. Padahal rakyat mengharapkan keadilan dan ketentraman hidup dari wakil rakyat yang mereka pilih tersebut.

 

Inilah penampakkan wajah asli demokrasi yang memisahkan agama dari kehidupan. Lebih penting urusan dunia daripada mempertanggungjawabkan amanahnya kelak di akherat. Kondisi ini sangat jauh dari sistem Islam yang menetapkan jabatan adalah amanah. Sumber hukum yang digunakan berasal dari Allah SWT, bukan atas dasar keinginan pribadi atau kepentingan bersama.

 

Sebagaimana Islam mengatur sebuah kepemimpinan itu adalah tanggungjawab yang besar. Allah SWT berfirman, “Katakanlah, Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara masuk yang benar, dan keluarkanlah aku dengan cara keluar yang benar, serta berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (TQS Al-Isra’ 17: 80).

 

Wakil rakyat dalam Islam disebut sebagai Majelis Umat (MU), yang tanggungjawabnya langsung kepada Allah SWT. Karena Islam mengajarkan pada umatnya bahwa segala sesuatu yang sifatnya amanah adalah mutlak kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah kelak.

 

Majelis Umat dipilih, karena mereka dipandang dapat mengemban amanah sehingga nantinya akan menjadi perpanjangan aspirasi umat. Jabatan yang mereka emban pun juga bukan sekadar untuk pencitraan berbiaya mahal, menyombongkan diri bahkan sebuah iklan untuk mendapatkan keuntungan.

 

Jadi, sudah saatnya umat kembali kepada hukum Allah. Sebuah kepemimpinan akan dijalankan sesuai dengan hukum Islam, umat sejahtera kehidupan pun aman sentosa. Seperti yang di contohkan para Khulafaur Rhasyidin yang sangat memperhatikan rakyatnya.  Sungguh indahnya hidup dalam naungan Islam. Wallahua’lam bissawab. Arum,  Komunitas , Setajam Pena. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis