Lapangan Pekerjaan Tergerus, Gen Z Menganggur
Oleh : Lina Indriani, S.Pi, M.Si
Lensa Media News – Generazi Z atau Gen Z adalah generasi yang terbiasa dengan teknologi digital dan internet. Ternyata walaupun terbiasa dengan teknologi digital dan internet menurut survei dari BPS (Badan Pusat Statistika) banyaknya yang belum bekerja dari Gen Z nyaris mencapai 10 juta orang. Ironinya walaupun tumbuh dalam era teknologi digital dan internet, akan tetapi tidak membuat Gen Z ini mendapatkan kemudahan bekerja di sektor formal. Hambatan banyaknya Gen Z yang tidak mendapatkan pekerjaan di sektor formal adalah keterbatasan permintaan kerja dan persyaratan kerja seperti strata pendidikan dan pengalaman yang tidak sesuai.
Belum lagi beban kerja yang berat mengakibatkan Gen Z tidak cukup kuat secara mental untuk menghadapinya, sehingga lebih baik untuk keluar dari pekerjaan. Pasca resign pun tidak langsung mendapatkan pekerjaan karena lowongan pekerjaan yang terbatas dan semakin sedikit sehingga menjadikan Gen Z tidak semua langsung mendapatkan pekerjaan. Jika lapangan pekerjaan yang semakin sedikit, maka akan menyebabkan ketergangguan ekonomi dan psikologis dari Gen Z itu sendiri. Akibatnya ini menjadi ancaman dalam mewujudkan cita-cita menuju Indonesia emas 2045 hanya akan menjadi ilusi.
Menanggapi problematika tersebut, Pemerintah juga melakukan upaya untuk mengatasinya. Upaya yang dilakukan salah satunya melakukan pelatihan, job fair, mengimbau para perusahaan, kartu prakerja, aplikasi digital yang diharapkan dapat membantu pekerja dan lain sebagainya. Namun ternyata upaya tersebut masih belum bisa optimal untuk mengatasi masalah penganguran dari kalangan Gen Z.
Faktor penyebabnya tidak semua merata dapat akses gratis atau mendapatkan kuota pelatihan. Faktor yang lain lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pelamar. Banyaknya pengangguran menunjukkan adanya keterbatasan lapangan kerja. Negara yang kaya sumber daya alam (SDA), namun lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Adanya kebijakan bolehnya investor asing masuk ke Indonesia menjadikan saingan baik dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan SDA.
Perlu solusi yang lebih komprehensif untuk menyelesaikan masalah dimulai dari akarnya. Pengelolaan SDA yang tepat oleh negara akan dapat membantu untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak. Pengembangan SDM di Indonesia harus jadi aspek yang serius dibenahi oleh Pemerintah. Pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan serapan kerja tanpa melupakan tujuan mencetak generasi yang berilmu untuk membangun peradaban yang mulia. Jika tidak, maka dikhawatirkan dapat menyebabkan berbagai masalah dari berbagai aspek sosial, ekonomi, psikologis, bahkan politik sehingga akan memengaruhi keberlanjutan generasi yang unggul. SDM yang lemah akan memengaruhi kemajuan dari suatu negara.
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban dari sebuah negara untuk membina warga negaranya dengan sistem dan pemahaman yang benar. Dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan bagi warga negaranya.
[LM/nr]