Harga Rumah Meningkat, Rakyat Menjerit

Oleh: Elis Sulistiyani

Komunitas Muslimah Perindu Surga

 

 

LenSa Media News–Selain kebutuhan pangan yang harganya kian melejit, harga kebutuhan papan juga turut melangit. Seperti dikutip dari laman cnn.indonesia.com (16/5/2024) harga properti saat ini tengah mengalami kenaikan dan hal ini semakin menyulitkan masyarakat untuk dapat memiliki rumah.

 

Melihat kesulitan masyarakat untuk dapat memiliki rumah sebenarnya pemerintah sudah membuat program rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program itu dimulai sejak 2016 dan diresmikan pada 2017. Dalam program ini masyarakat hanya perlu membayar DP Rp. 1,12juta dan angsuran Rp. 750.000-900.000/bulan ditambah dengan bunga 5% (detik.finance.com, 2/5/2024). Namun belum mampu mengurangi kesulitan masyarakat mengakses hunian yang layak.

 

Ketika kebutuhan pokok di kapitalisi

 

Sejatinya rumah adalah kebutuhan dasar yang dibutuhkan manusia. Karena rumah adalah tempat beristirahat setelah lelah berpeluh. Tempat untuk berlindung dari siang dan malam. Tempat untuk menjaga kehormatan. Rumah juga tempat melahirkan generasi-generasi hebat.

 

Rumah saat ini seperti barang mewah yang tidak bisa di jangkau seluruh masyarakat. Jangankan memilikinya, bisa menyewa rumah yang layak saja seperti kemewahan. Padahal mestinya bisa punya tempat berteduh adalah hal yang wajar bahkan harus.

 

Namun seperti inilah faktanya jika kita hidup di alam kapitalis. Segala sesuatu dikapitalisasi bahkan untuk urusan kebutuhan pokok.  Kebijakan rumah murah yang di buat pemerintah nyatanya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Di lapangan rumah yang sudah di bangun untuk MBR justru banyak yang terbengkalai karena tidak ada yang menghuni.

 

Bahkan Junaidi Abdillah, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia Apersi) pesismis jika program sejuta rumah yang dicanangkan sejak 2015 akan sulit tercapai.

 

Hal ini dikarenakan dilapangan banyak hambatan dan kesulitan yang justru berasal dari perkara perijinan bangunan yang mahal, padahal perijinan merupakan kewenangan dari pemerintah itu sendiri. Selain itu penyelesaian sengketa lahan di pengadilan juga cukup memakan biaya yang tinggi.

 

Islam jamin kebutuhan pokok rakyat 

 

Rusaknya kapitalisme sudah semakin terpampang nyata. Ini juga menunjukkan bahwa kapitalisme telah berada di titik nadir. Para pemimpin pengusung sistem ini mestinya menyadari bahwa kapitalisme tidak mampu untuk mengatur urusan manusia. Karena setiap kebijakan yang lahir darinya hanya menciptakan kerusakan dan kesengsaraan.

 

Sistem ini memandang urusan kebutuhan pokok sebagai hal yang wajar untuk dikomersilkan oleh negara, yang mestinya memberikan riayah bagi rakyatnya. Termasuk dalam menyediak rumah bagi rakyatnya. Tak sedikit kita saksikan rakyat negeri ini masih “menggelandang di jalan” . Bagi mereka menyewa rumah seharga ratusan ribu per bulan saja bagaikan suatu hal yang tak mungkin, apalagi harus membeli rumah dengan harga jutaan rupiah.

 

Yah beginilah ironi kapitalisme, saat kita saksikan gemerlap gedung mewah diperkotaan kita juga bisa saksikan mereka yang hanya bisa tidur di trotoar. Sejahat itu kapitalisme sehingga hanya bisa berikan kesejahteraan bagi mereka pemilik uang. Dan negara tak mampu berikan solusi tuntas bagi permasalahan ini. Karena yang mereka tahu negara hanya sebatas regulator kebijakan yang menguntungkan kapitalis.

 

Realitas ini akan jauh berbeda jika kita lihat penerapan aturan Islam dalam sebuah negara. Syariat menuntut negara untuk mampu mengurus seluruh urusan rakyatnya berdasarkan hukum Allah. Syariat Islam menuntut negara untuk menjamin kebutuhan pokok rakyatnya tanpa ada embel-embel kapitalisasi didalamnya. Semua dilakukan karena dasar ketakwaan.

 

Negara juga diberikan aturan dari mana mereka akan memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya. Secara garis besar negara menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi para ayah. Negara juga memberikan kemudahan perijinan tanpa ada pungli dalam prosesnya. Karena ini diharamkan dalam Islam.

 

Negara juga memudahkan rakyatnya mendapatkan rumah yang murah layak dan sehat dengan pemenuhan melalui kas Baitulmal yang berasal dari berbagai pengelolaan kepilikan umum seperti hasil tambang, hutan dan juga laut. Kepemilikan ini dikelola negara dan hasilnya dapat digunakan untuk membangun rumah yang dapat dimiliki dengan harga yang bisa dijangkau rakyatnya. Demikianlah Islam memiliki aturan yang solutif bagi permasalahan kehidupan manusia, maka sekaranglah saatnya kita campakkan kapitalisme. Wallahualam bissawab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis