Bullying Berulang, Dunia Pendidikan Suram
Lensa Media News–Kasus pelecehan seksual Kembali ramai setelah hal yang menimpa salah seorang siswi di SMP Negeri 3 Baleendah, Kabupaten Bandung. Diketahui siswi tersebut berulang kali mengalami pelecehan seksual oleh salah satu oknum guru. Setelah wali siswa diberitahu terkait pelecehan yang dialami, oknum guru pun diadukan oleh wali siswa tersebut kepihak yang berwajib (Hayoo.id, 29/2/2024)
Setelah adanya aduan pertama, aduan yang sama bermunculan di sekolah tersebut. Nyatanya oknum guru itu sudah melakukan pelecehan ke banyak siswi lainnya. Namun karena siswi merasa ketakutan akhirnya mereka memilih diam. Demikianlah salah satu fakta pendidikan di negeri ini.
Tenaga pendidik yang tidak bermutu lahir dari sistem busuk ini. Ditambah dengan sistem hukum yang tak adil membuat pihak korban terkadang ketakutan ketika akan mengadukan persoalan. Terbukti Wakil Kepala Sekolah justru berusaha menutup-nutupi kasus ini. Sekolah lebih takut tercoreng kredibilitasnya, karena bisa jadi kedepannya menjadi bulan-bulanan masyarakat.
Padahal jika sekolah memiliki integritas, maka ia seharusnya langsung memecat oknum tersebut, kemudian memberikan bantuan psikologis pada para siswi korban oknum guru tersebut.
Lalu adakah sebuah sistem paripurna yang baik bagi siswa sebagai pihak yang berhak mendapatkan pengajaran? maupun guru yang harus mengajarkan? Tentu ada. Sistem Pendidikan Islam adalah kunci kesuksesan pendidikan manusia.
Tidak seperti dalam sistem sekuler liberal, kasus pelecehan nyatanya tetap terjadi baik di sekolah negeri maupun swasta. Dalam sistem Islam, pendidikan justru langsung dimonitoring oleh khalifah (kepala negara Islam). Mulai dari kurikulum, buku materi, biaya pendidikan, bangunan dan berbagai macam hal penunjangnya akan disediakan.
Kemudian tenaga pendidikan tidak perlu memikirkan berapa bayaran atas jasa mereka karena dalam sistem Islam tunjangan yang diberikan khalifah lebih dari cukup bagi para tenaga pengajar. Saking berharganya, Rasulullah saw. pernah memisalkan guru atau ulama itu selayak bintang yang memberikan petunjuk arah di kegelapan.
Dalam Musnad Al-Imam Ahmad, dari Anas, Nabi saw. bersabda, “Permisalan ulama di muka bumi seperti bintang yang ada di langit. Bintang dapat memberi petunjuk pada orang yang berada di gelap malam di daratan maupun di lautan. Jika bintang tak muncul, manusia tak mendapatkan petunjuk.” Wallahu’alam. Danis, Bojongsoang. [LM/ry].