Demokrasi Gagal Membentuk Pemimpin Amanah
Oleh: Uyun*
Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersih-bersih praktik rasuah di kalangan penyelenggara negara terus berlanjut. Hasilnya, sepanjang 2018 saja, 26 kepala daerah ditangkap lantaran terjerat kasus tindak pidana korupsi.
‘’Makanya, teman-teman pejabat, termasuk anggota DPRD, perlu berhati-hati,’’ kata Ketua KPK Agus Rahardjo. Dia mengungkapkan hal itu setelah membuka kegiatan Roadshow Bus KPK 2019, Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi di Pendapa Wedya Graha Ngawi, Selasa (25/6).
Agus menyebut, tidak sedikit pula laporkan adanya dugaan korupsi datang dari orang dekat pejabat. Biasanya, pelaporan itu terjadi setelah orang dekat tersebut merasa dikecewakan. Kalangan DPRD, lanjut Agus, juga tidak sedikit yang tersandung korupsi. Sebab, meski bukan kuasa pengguna anggaran, legislatif memiliki peran menyetujuinya. (radarmadiun.co.id)
Dalam Demokrasi kasus seperti di atas adalah hal yang biasa bahkan permasalahan ini susah diuraikan. Hal ini terjadi karena mahalnya biaya pemilu baik dari sisi biaya kampanye dan lain-lain. Bahkan ketika menjelang pemilihan pemimpin tidak sedikit para paslon rela mengeluarkan uang banyak hanya demi dipilih oleh rakyat dan menjadi pemenang. Tentu hal semacam ini sudah diperkirakan sebelumnya bahwa sebesar apapun dana yang telah dikeluarkan kelak akan terbayarkan ketika mereka telah menjadi pemimpin, bahkan mungkin akan mendapatkan lebih dari dana yang sudah dikeluarkan. Demokrasi, lagi-lagi sistem ini justru menghantarkan kepemimpinan hanya bernilai duniawiyah saja.
Maka tidak jarang kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pada akhirnya hanya untuk mencari keuntungan semata, tanpa memperhatikan kemaslahatan rakyatnya. Dan kepemimpinan yang seperti ini akan terus berlangsung selama yang diterapkan adalah sistem sekuler, yang pada akhirnya kepemimpinan yang diperebutkan hanya untuk melanjutkan kerusakan sistem sekuler yang terjadi di negeri ini.
Dalam Islam memilih pemimpin tidak memerlukan biaya sangat mahal. Terlebih lagi seorang kepala daerah dipilih langsung oleh Kholifah. Karena pada dasarnya, kepemimpinan di dalam Islam merupakan jabatan yang berfungsi untuk pengaturan urusan rakyat. Seorang pemimpin adalah pengatur bagi urusan rakyatnya dengan aturan-aturan Allah SWT.
Kepemimpinan itu adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di sisi Allah SWT yang membutuhkan karakter dan sifat-sifat yaitu, Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan ketika ia memegang amanah kepemimpinan. Kepemimpinan tidak boleh diserahkan kepada orang-orang yang lemah. Ketaqwaan adalah salah satu sifat penting yang harus dimiliki seorang pemimpin maupun penguasa. Pemimpin yang bertaqwa akan selalu berhati-hati dalam mengatur urusan rakyatnya.
Pemimpin seperti ini cenderung untuk tidak menyimpang dari aturan Allah SWT. Ia selalu berjalan lurus sesuai dengan syariat Islam. Ia sadar bahwa, kepemimpinan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hari akhir.
Dengan begitu, pemimpin dalam Islam tidak akan pernah sibuk dengan urusan lain kecuali fokus untuk kemaslahatan rakyatnya. Hanya dengan Islam dan Khilafah yang bisa membentuk pemimpin yg amanah ditengah-tengah kita. Wallahu a’lam bishowab. [RA/WuD]
*Aktivis Muslimah Ngawi