Kelakuan Remaja Semakin di Luar Nalar
Oleh : Nurhikmah
(Tim Pena Ideologis Maros)
Lensa Media News – Berbicara mengenai remaja di era modern ini, hal yang rasanya paling melekat pada mereka adalah gaya hidup bebasnya. Kalau dulu, masih jarang kita jumpai anak SMA atau SMP terang-terangan pacaran. Kini, jangankan anak SMA, anak SD saja dengan bangga mempertontonkan kemesraannya dengan pacarnya di hadapan umum. Ibarat memiliki pasangan kekasih adalah suatu chalenge tersendiri bagi remaja saat ini yang jika tidak dilakukan, mereka akan disebut ketinggalan zaman dan jadi bahan olokan teman-teman sebayanya.
Miris, usia remaja yang idealnya menghabiskan waktu untuk belajar dan pengembangan potensi diri, kini hanya disibukkan dengan berbagai kesenangan sesaat yang melenakan baik di dunia maya maupun nyata. Tak sebatas itu saja, dunia remaja saat ini sungguh sudah sangat memprihatinkan. Tak sedikit dari mereka bahkan terlibat dengan berbagai kasus kriminalitas di luar nalar. Mulai dari kasus pencabulan, kekerasan, hingga pembunuhan.
Misalnya saja kasus pembunuhan satu keluarga yang sangat mencengangkan yang baru-baru ini terjadi di Penajam Paser Utara, dimana pelakunya adalah seorang remaja. Diberitakan, seorang remaja berinisial J (16 tahun) telah melakukan pembunuhan pada satu keluarga berjumlah lima orang hanya karena persoalan asmara.
Peristiwa sadis itu berawal saat pelaku berpesta minuman keras bersama teman-temannya pada hari Senin (5/2/2024). Kemudian sekitar pukul 23.30 WITA, pelaku diantar pulang oleh temannya. Setelah diantar, J membawa senjata tajam berupa parang dan menuju ke rumah korban untuk melakukan pembunuhan. Tidak puas dengan membunuh, pelaku bahkan memperkosa jasad korban RJS dan ibunya berinisial SW. Setelah melakukan pemerkosaan terhadap jasad korban RJS pelaku juga mengambil ponsel dan uang korban sebesar Rp 363 ribu. (REPUBLIKA.CO.ID, 8/2/2024)
Gaya hidup bebas yang diadopsi remaja dari kehidupan Barat saat ini memang telah banyak membawa dampak yang sangat buruk. Remaja kini menjadi seseorang yang sulit terikat pada suatu aturan hidup, tak mengenal halal haram, mentalnya sakit, fisiknya rapuh, dan fikirannya menjadi amburadul. Lalu siapakah yang harus bertanggung jawab atas persoalan ini?
Pertama, tentu akibat dari lemahnya madrasatul u’la atau pendidikan pertama sang anak yang ia dapatkan dari keluarga khususnya orang tua. Sangat banyak ditemui kenakalan remaja terjadi akibat dari ketidaksehatannya kondisi keluarga mereka di rumah. Kedua, lingkungan pertemanan remaja yang toxic. Dunia remaja memang sangat terkenal dengan masa pencarian jati diri, masa coba-coba, dan masa pemenuhan eksistensi diri. Hal itu membuat remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
Ketiga, peran media dan lembaga pendidikan juga menjadi faktor penyebab utama kerapuhan remaja saat ini. Pesatnya kemajuan teknologi dan buruknya filter media saat ini membuat remaja sangat mudah mengakses apa saja pada gadgetnya meski hal itu adalah tontonan yang merusak sekalipun. Begitupula sistem pendidikan saat ini yang hanya berorientasi pada aspek materi sehingga tak mampu mencetak siswa didik yang berkepribadian terpuji. Ditambah sistem sanksi di negeri ini yang begitu sangat lemah. Tak ada efek jerah yang dihasilkan sehingga berbagai aksi kejahatan bisa berulang terjadi.
Inilah potret buram penerapan sistem kapitalisme. Semua yang menjadi penyebab dari problem remaja saat ini sejatinya diakari oleh paradigma kapitalisme, yang memandang kehidupan ini hanya sebagai wasilah untuk mencari keuntungan materi dan kepuasaan jasmaniah semata.
Aturan Allah diabaikan, padahal Islam adalah solusi hakiki. Islam bukan hanya sebuah agama ritual tapi sebuah mabda (ideologi) yang melahirkan aturan kehidupan yang sempurna. Allah SWT. berfirman, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah ayat 3).
Selanjutnya Islam juga telah menetapkan aturan interaksi antara laki-laki dan perempuan adalah infishol (terpisah). Termasuk mengharamkan segala sesuatu yang mendekati zina. Sehingga, salah satu hal yang menjadi pemicu kriminalitas yakni urusan asmara dalam Islam dapat dicegah sedari awal.
Jelas juga bahwa membunuh adalah perbuatan yang diharamkan di dalam Islam dan dikenai sanksi tegas di dalam Islam berupa qisas atau hukuman mati. Sebagaimana dalam ayat Al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh..” (QS. Al-Baqarah: 178)
Selain itu dengan penanaman Aqidah Islam baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah merupakan hal yang sangat diprioritaskan, sehingga dengan ini sistem Islam mampu melahirkan generasi muda bertakwa dan berkepribadian Islam.
Wallahu’alam Bisshawab
[LM/nr]