Jangan Biarkan Gaza Berjuang Sendirian
Lensa Media News–Empat belas hari sudah Israel membabi buta menggempur Gaza dengan ribuan ton rudalnya. Korban yang syahid di Gaza sudah mencapai 2215 jiwa dan yang korban luka-luka mencapai 8714. Serangan pejuang Gaza yang disebut serangan badai Al Aqsha tanggal 7 Oktober lalu telah membuat Israel frustasi dan menyebabkan mereka membalas serangan ke Gaza dengan membabi buta, mentargetkan warga sipil yang tak berdaya.
Bagaimana tidak, opini yang selama ini digaungkan bahwa Israel satu-satunya negara yang memiliki pertahanan terbaik, senjata paling canggih dan tentara yang kuat ternyata bisa ditembus oleh para pejuang Gaza yang dari sisi peralatan perang lebih terbatas. Bahkan para pejuang Gaza berhasil menawan ratusan warga Israel termasuk tentara dan Komandan Korps Angkatan Darat Israel, Nimrod Aloni.
Pada hakikatnya ini adalah kemenangan untuk para pejuang Gaza. Meskipun setelahnya Israel membabi buta menggempur Gaza, namun hal tersebut tidak bisa menghapuskan kemenangan mereka. Mengapa? Karena keimanan dan keberanian dalam diri mereka telah mengobarkan gelora jihad dan semangat perlawanan, pantang menyerah serta membebaskan mereka dari ketundukan terhadap penjajah. Sikap ini tidak dimiliki oleh para penguasa, baik di negeri-negeri Arab maupun di seluruh negeri-negeri Islam lainnya.
Perlu diketahui, Israel saat ini bukan hanya merampas tanah-tanah dan membunuhi muslim di Palestina. Akan tetapi, mereka pun tengah mencengkram mesjid Al Aqsha, sebuah tempat suci bagi umat Islam. Maka sudah seharusnya bukan hanya pejuang Gaza yang membebaskan Al Aqsha namun ini menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia.
Karena itu, sudah seharusnya seluruh tentara Islam yang ada di seluruh dunia, bergerak dan berjihad bersama para pejuang Gaza. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian demi membela kehormatan Islam dan Kaum Muslimin. Sudah saatnya tentara Islam sebagai pemilik kekuatan mengarahkan senjata mereka untuk menolong agama Allah dan saudara seiman mereka yang saat ini tengah membutuhkan pertolongan. Agu Dian Sofiyani. [LM/IF/ry]