Membumikan Alquran di Kehidupan, Bukan Sekadar Lantunan

LenSaMediaNews.Com, Surat Pembaca–Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam, bukan hanya karena didalamnya terdapat kewajiban berpuasa, tetapi juga karena di bulan inilah Alquran pertama kali diturunkan.
Sebagaimana firman-Nya yang artinya, “Ramadan adalah bulan yang didalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (TQS Al-Baqarah [2]: 185).
Selanjutnya, seruan-seruan untuk menyemarakkan Nuzulul Quran pun kerap kali disampaikan, baik dari tingkat bawah bahkan hingga kementerian. Tahun ini Kementerian Agama menggelar kegiatan 350 ribu khataman Quran yang dilaksanakan pada 16 Ramadan 1446 Hijriah.
Program bertajuk Indonesia Khataman Alquran ini ditujukan untuk menguatkan semangat keislaman dan kebangsaan serta mengajak umat muslim untuk mencintai, memahami dan meneladani Al-Qur’an (Metrotvnews.com,16-3-2025).
Sayangnya, hari ini pernyataan mencintai, memahami, dan meneladani Alquran bagi umat muslim nampaknya hanya mencukupkan diri pada memperbanyak bacaan serta menghafalnya, bukan mempelajari isi serta makna ayat-ayat Alquran yang kemudian harus diterapkan dalam kehidupan.
Nuzulul Quran bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi memiliki makna mendalam sebagai awal dari hadirnya pedoman hidup bagi umat manusia. Alquran tidak hanya membimbing individu hanya sebatas tatacara beribadah dan berakhlak, tetapi juga menjadi landasan bagi tatanan masyarakat dan negara.
Banyak ketentuan Allah dalam Alquran yang berkaitan dengan politik, pemerintahan, ekonomi, dan sosial justru diabaikan, tidak diterapkan, bahkan disalahpahami dan dicap sebagai sesuatu yang radikal.
Akibatnya, kaum muslim menghadapi berbagai permasalahan tanpa ada solusi yang jelas. Mereka mengalami berbagai penderitaan, kerusakan, serta kesulitan dalam menjalani kehidupan.
Pada bulan suci yang penuh berkah ini, marilah kita meningkatkan interaksi dengan Alquran, tidak hanya dengan membacanya tetapi juga dengan memahami makna dan mengamalkannya dalam kehidupan.
Kita juga perlu terus berupaya mengambil langkah agar umat Islam tidak hanya sekadar melantunkan ayat-ayat Alquran, tetapi juga mendalami isinya serta menerapkan ajaran dan hukum-hukumnya secara kaffah serta melaksanakan kewajiban dakwah.
Dengan demikian, Ramadan menjadi momentum untuk kembali mengingatkan umat Islam tentang jalan penyelesaian yang telah Allah berikan, yaitu Alquran dan As-Sunah sebagai petunjuk bagi setiap permasalahan manusia dan pedoman hukum dalam Islam. Semoga, Ramadan kali ini adalah Ramadan terakhir tanpa adanya Khilafah. Wallahualam bissawab. Sri Nuryanti , Komunitas Setajam Pena. [LM/ry].