Pascaseratus Hari Pemerintahan Baru : Optimis atau Pesimis
Oleh Lena Aulana
Lensamedianews.com__ Janji telah terucap, ibarat utang janji harus ditepati selayaknya utang yang harus dibayarkan. Program-program yang disampaikan saat kampanye pemilihan presiden lalu, kini sudah mulai direalisasikan. Meski baru awal-awal pelaksanaannya beberapa fakta dapat kita kritisi. Program yang digadang-gadang saat kampanye lalu adalah program makan siang gratis, program yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak usia sekolah, yang nantinya diharapkan dapat menjadi generasi emasi di tahun 2045. Selain itu program ini juga diharapkan dapat memberdayakan UMKM sekitar dalam hal penyediaan makan siang gratis sehingga mampu meningkatkan ekonomi UMKM.
Bagaimana fakta yang terjadi setelah pelaksanaan program makan siang gratis berjalan selama dua bulan ini? Meski baru berjalan, ketidakpuasan terhadap pelaksanaan program ini dapat dirasakan bagi penerima program (anak sekolah), penyedia makanan, dan pihak penyedia anggaran program makan gratis ini. Dari sisi penerima program, banyak anak-anak yang merasa tidak puas terhadap makanan yang diberikan. Dapat dibayangkan dengan anggaran Rp.7500/porsi menunya pun bisa dibilang ala kadarnya. Dari sisi penyedia makanan, yang tadinya diharapkan dapat memberdayakan UMKM sekitar ternyata jauh dari harapan. Banyak UMKM yang tidak sanggup ikut dalam program ini mengingat modal yang dibutuhkan cukup banyak.
Dengan sistem pembayaran tempo. Lagi-lagi program ini akhirnya diambil oleh perusahaan yang memang memiliki modal besar untuk menjalankannya.
Dari sisi penyedia anggaran program makan gratis ini pun terkena dampaknya. Dikarenakan dana program ini cukup besar, maka ada sepuluh kementrian yang dituntut untuk melakukan pemotongan anggaran. Salah satunya adalah kementrian pendidikan, cita-cita membangun generasi emas apakah akan tercapai jika anggaran pendidikan terus dipangkas? Belum lagi dengan pemotongan anggaran kesehatan pasca 144 penyakit yang tidak lagi di cover BPJS. Lagi dan lagi beban rakyat semakin besar.
Program yang baik tentunya butuh perencanaan anggaran yang baik, bukan dengan pemaksaan program agar terlaksana namun hasilnya tidak maksimal. Negeri ini terkenal sebagai negeri yang kaya akan sumber daya alam, patutnya jika dikelola dengan baik mampu mensejahterakan rakyatnya. Maka, optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam demi kepentingan rakyat menjadi suatu hal yang wajib, bukan untuk kepentingan pemilik modal bahkan untuk kepentingan asing.
Walahu ‘alam
Lena Aulana