Keadilan untuk Anak-Anak Gaza
Oleh: Khansa Ayumi
Muslimah Cimahi
LenSa Media News_Opini_“Sekitar 473 juta anak, atau lebih dari satu dari enam anak, diperkirakan tinggal di daerah konflik di seluruh dunia,” pernyataan UNICEF yang muncul pada hari Sabtu (28/12) ketika konflik terus berkecamuk di seluruh dunia, termasuk di Gaza, Sudan, dan Ukraina, di sejumlah tempat-tempat lainnya. (CNNindonesia.com, 28-12-2024).
Agresi Zionis terhadap Gaza saja sejak Oktober 2023 telah banyak menewaskan anak-anak, lebih dari 17 ribu dilaporkan korban anak-anak tewas. Bila kita melihat berbagai pemberitaan memperlihatkan betapa mengenaskannya kondisi anak-anak Gaza. Mereka dihadapkan pada posisi dimana rumah,sekolah hingga fasilitas kesehatan diluluhlantakkan oleh hantaman rudal-rudal Zionis. Anak-anak Gaza setiap harinya dihantui dengan kelaparan, kurangnya air bersih, penyakit, cuaca ekstrem dan kehabisan obat-obatan.
Berbagai upaya telah dilakukan kaum muslim dalam negeri mulai dari donasi, mengirimkan berbagai bantuan makanan, obat, pakaian bahkan aksi boikot. Namun faktanya upaya tersebut belum mendatangkan solusi tuntas untuk Palestina, saat ini masih ditindas oleh zlZionis. Maka berarti kaum muslim membutuhkan kekuatan yang besar untuk membebaskan Palestina yakni kekuatan negara.
Berbagai pemimpin negara didunia bahkan para pemimpin negeri muslim hanya berupaya dengan mengecam, mengutuk kejahatan yang dilakukan zionis Israel namun nyatanya kejahatan itu masih belum berhenti. Padahal tindakan seperti ini seharusnya level rakyat bukan level pemimpin negara yang memiliki kekuasaan.
Begitu pula upaya dunia internasional, seperti Yaman yang mengirimkan tentara bukan melawan membantu mengusir zionis namun hanya berjaga diperbatasan. Lalu solusi yang selalu dijadikan opsi utama yakni two state solution yang disuguhkan PBB dan negara-negara Barat sudah jelas tidak mampu menyelesaikan perang pemikiran ini bahkan merugikan Palestina sebab dengan begitu sama saja mengakui bahwa wilayah tersebut adalah milik Zionis padahal faktanya adalah Zionis yang terus mencaplok wilayah Palestina.
Tidak ada keadilan yang diharapkan dalam sistem kapitalisme. Bahkan karena sistem kapitalisme ini kejahatan zionis dilanggengkan untuk membabat wilayah Gaza dan warga sipil juga anak-anak tewas berjatuhan.
Menjadi pertanyaan besar seharusnya mengapa berbagai upaya dilakukan hingga tingkat internasional namun tidak mampu mengatasi masalah Palestina? Sebab ada batas nation state sehingga kaum muslim tidak bisa membantu Palestina secara langsung menjadi sekat yang membuat terpisahnya kaum muslim. Maka pantas bila anak-anak Palestina mempertanyakan dimana kaum muslim? Kemanakah para pemimpin negera-negara kaum muslim?
Kaum muslim harus dapat berpikir jernih bahwa tidak ada yang dapat diharapkan untuk membebaskan saudara kita di Palestina bila masih mengharapkan solusi-solusi dari Barat yang ada hanya akan berujung pada kegagalan. Maka kaum muslim harus menyatukan pemikiran dan perasaan untuk membangkitkan pemikiran umat bahwa solusinya hanya islam. Dengan menerapkan islam secara kaffah menyadarkan bahwa Palestina adalah tanah kaum muslim. Umat Islam membutuhkan kekuatan yang mampu menyatukan seluruh kaum muslim yakni khilafah.
Dari Abdullah bin Hawalah Al-Azdi, Rasulullah Saw. bersabda:
“Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis (Baitul Maqdis, Palestina), maka itu pertanda telah dekatnya berbagai goncangan, kegundah-gulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar.
Bagi umat manusia, kiamat lebih dekat kepada mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepalamu ini.” (HR. Abu Dawud No. 2535)
Hadist tersebut menyebutkan bahwa kelak akan ada kembali kekhilafahan maka menjadi renungan bagi kita umat islam bahwa kita harus menjadi umat yang tidak terpecah-belah dan memiliki kesatuan pemikiran demi syariat islam membawa rahmat di muka bumi dan membebaskan Palestina dari cengkeraman Zionis.
Wallahu a’lam bishawab
(LM/SN)