Gagal Ginjal Anak, Perlu Penanganan Serius!
Oleh: Henyk Widaryanti
Lensa Media News, Surat Pembaca- Kasus gagal ginjal pada anak memerlukan penanganan yang serius. Meskipun, saat ini Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso menyampaikan jika data menunjukkan tidak ada laporan peningkatan kasus gagal ginjal pada anak (CNN Indonesia, 26/7/2024). Pada kenyataannya, beberapa rumah sakit, salah satunya RSCM kedatangan pasien cuci darah dari anak-anak. Tidak bisa dimungkiri, sejumlah pasien memang terdapat kelainan bawaan. Namun, nyatanya ada juga karena kerusakan fungsi ginjal pada usia muda (Detik, 27/7/2024).
Rusaknya ginjal pada usia muda tidak dapat dianggap remeh. Pasalnya, ginjal merupakan organ vital. Sayangnya, pola konsumsi zaman sekarang yang lebih menyukai makanan cepat saji, mengandung pemanis buatan, pewarna buatan hingga pengawet buatan menyebabkan organ vital tersebut cepat rusak. Padahal, di sekolah sudah ada pelajaran tentang makanan bergizi. Tapi tetap saja, keinginan memakan makanan cepat saji mengalahkan pembelajaran di sekolah.
Ini terjadi karena gempuran budaya Barat yang mengajarkan serba praktis dan cepat. Kebiasaan makan yang penting kenyang dan enak, tidak memandang itu halal atau haram. Selain itu, ajaran kapitalisme yang mementingkan keuntungan juga membuat para produsen memberi bahan-bahan pemanis, pewarna hingga pengawet yang melebihi batas standar. Mereka ingin dapat untung banyak tapi biaya produksinya sedikit.
Lebih parah lagi, meski pemerintah telah memberikan aturan mengenai makanan dan minuman yang boleh diproduksi, nyatanya masih banyak perusahaan yang “nakal”. Bahkan banyak juga yang lolos dari sidak dan pengawasan. Jika terjadi seperti ini, tidak salah jika ada masyarakat yang menilai aturan itu untuk diperjualbelikan. Kalaupun ada produsen yang berhasil diamankan, sanksi yang ada ternyata tidak menjerakan. Alasan ekonomi menjadi pendorong mereka untuk melakukan hal itu lagi.
Jika kondisi seperti ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan kasus gagal ginjal kembali ada. Selain mengobati, seyogianya pemerintah juga melakukan pencegahan. Jangan hanya bertindak saat jatuh korban. Pada dasarnya, wajar saja terjadi karena sumber kerusakannya masih terus dibiarkan, yaitu materialisme dan kapitalisme.
Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan pencegahan sekaligus penanggulangan yang tuntas, Islam menawarkan solusinya. Islam memahamkan bahwa negara mempunyai tugas mengurusi kebutuhan rakyat. Negara wajib menjamin seluruh makanan yang ada halal dan toyib. Oleh karena itu, negara akan membuat aturan tentang kandungan makanan halal dan toyib sesuai syariat. Negara juga akan memberikan sanksi bagi siapa saja yang melanggar.
Selain itu, negara juga akan memahamkan masyarakat terkait Islam, sehingga mereka akan paham bagaimana harusnya menjaga makanan. Bagi produsen tidak hanya untung yang dipikirkan, tapi juga halal dan toyib. Bagi konsumen tidak hanya murah atau cepat saji, tapi juga halal dan aman. Negara juga tidak akan membiarkan budaya asing yang berlawanan dengan Islam mempengaruhi kaum muslim. Dengan begitu, ketika makanan bisa terjaga maka kemungkinan gagal ginjal bisa diminimalisir. Wallahualam.
[LM, Hw]