Pengangguran Meningkat, Bagaimana Nasib Rakyat?

 

Lensa Media News, Surat Pembaca- Sungguh miris, ternyata Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan pengangguran paling banyak. Tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,2% tertinggi dibandingkan enam negara lain di Asia Tenggara (ASEAN). Dan hal ini tentu menunjukkan bahwa negara gagal dalam menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyat. Padahal ditengah kebutuhan hidup yang kian sulit, usaha untuk memenuhi kebutuhan pun tak tersedia. Lantas bagaimana lagi nasib rakyat? Dimana peran negara? Karena justru TKA lah yang dengan mudah diterima kerja di negeri ini.

 

Tidak heran memang, sebab pengelolaan SDA ala kapitalisme mengakibatkan tenaga ahli dan tenaga kerja diambil dari asing. Akibatnya rakyat kehilangan kesempatan bekerja di negeri sendiri. Tidak hanya itu , kebijakan pemerintah pun berpihak kepada para pengusaha . Alih-alih berusaha menyejahterakan, penguasa kerap menzalimi rakyatnya dengan kebijakan yang menyengsarakan. Mulai dari pajak, kapitalisasi layanan publik, undang-undang pro-asing, termasuk proyek investasi yang membuka tenaga asing, dan sebagainya. Inilah bukti nyata paradigma kapitalisme yang memang tidak pernah memihak rakyatnya.

 

Berbeda dengan sistem sekuler kapitalisme. Dalam Islam, pemimpin atau negara menempatkan diri sebagai pengurus dan penjaga. Adanya dimensi akhirat pada kepemimpinan Islam membuat seorang penguasa akan takut jika zalim dan tidak adil kepada rakyat. Mereka akan berusaha maksimal mengurus dan menyejahterakan rakyat dengan jalan menerapkan syariat Islam sebagai tuntunan kehidupan. Negara pun akan mengelola SDA secara mandiri dan lapangan pekerjaan pun akan banyak tersedia. Sehingga pengangguran pun tidak akan terjadi. Karena Islam lebih mengutamakan nasib dan kebutuhan rakyat. Bukan kepentingan para pengusaha. Maka memang tidak ada yang lain yang bisa mensejahterakan rakyat kecuali hanya Islam.

 

Dewi Wisata

 

[LM, Hw]

Please follow and like us:

Tentang Penulis