Saat Negara Tak Lalai, Angka Cuci Darah akan Melandai


Oleh: Anastasia S.Pd.

 

LenSa MediaNews__ Anak adalah harapan generasi yang akan mengisi kehidupan di masa datang. Tentu, setiap ibu berharap anaknya tumbuh menjadi manusia yang sehat dan salih. Maka dengan itu, Islam sangat memperihatinkan makanan yang baik dan halal.

 

Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 186, yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya: “Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.”

 

Mengonsumsi yang halal dan baik, adalah perintah Allah SWT agar tubuh kita menjadi sehat, sehingga mampu menjalankan ibadah dan perintah-perintah Allah lainnya. Namun apa daya saat ini manusia hidup tidak dengan aturan Allah, maka hal yang kecil pun bisa jadi masalah. Sehatnya tubuh sangat bergantung dengan makanan yang kita makan sehari-hari. Seperti yang diketahui sekarang, marak kasus bertambahnya pasien cuci darah pada anak-anak.

 

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, mencatat ada peningkatan angka kasus anak dengan penyakit ginjal kronik. Meski tak signifikan, namun setidaknya ada 10-20 anak per bulan yang memerlukan cuci darah rutin.
Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Divisi Nefrologi RSHS Bandung, dr Ahmedz Widiasta.
“Untuk kasus anak dengan penyakit ginjal kronik yang perlu cuci darah rutin itu ada 10-20 anak per bulannya. Pasien-pasien tersebut telah kami rujuk ke RS daerah terdekat untuk menjalani cuci darah. Beberapa dari anak-anak tersebut juga sudah diubah menjadi cuci darah dari bawah perut atau dialisis peritoneal, sehingga bisa dilakukan di rumah dan hanya satu kali datang ke rumah sakit untuk mengambil cairan dan mengambil obat,” kata dr Ahmedz. Detik.com Rabu (31-7-2024)

 

Kenapa Bisa Terjadi?

Memang sangat pelik, masalah melonjaknya pasien cuci darah pada anak. Tapi untuk sampai, akhirnya pasien harus cuci darah, memang melalui fase panjang. Ada yang memang kelainan bawaan, dan juga banyak kasus pasien cuci darah, awali oleh obesitas. Obesitas pada anak yang akhirnya membuka jalan, pada penyakit yang lebih parah, yaitu ginjal atau pun penyakit lainnya.

 

Kondisi ini diperburuk dengan, kemudahan teknologi dan informasi yang mana saat ini muncul istilah mukbang. Mukbang berasal dari Korea secara singkat, “mukbang’ memiliki arti makan di hadapan kamera dan kemudian kegiatan itu disiarkan supaya bisa menjadi tontonan khalayak. Sekarang mukbang menjadi siaran mencari cuan, yang sama sekali tidak melihat aspek kesehatan. Terkadang mukbang berisi tantangan makanan dan minuman yang berlebihan. Sehingga memunculkan penyakit obesitas, sehingga tubuh menjadi rentan terkena gangguan penyakit lainnya. Memang sangat ngiris kondisi ini, apa lagi muncul generasi Gen Z yang hedon yang suka mempublikasikan kuliner kekinian.

 

Hal yang demikian sangat mudah viral, akibatnya banyak orang yang menonton melakukan hal sama. Padahal makanan yang dikonsumsi tidak selalu sehat dan baik, bahwa tak sedikit mereka berburu kuliner ekstrem, seperti makanan pedas. Industri makanan sekarang, juga sama menambah rentannya anak-anak dan Gen Z terjerat makanan yang berbahaya. Industri makanan sekarang memegang konsep kapitalisme, dengan modal sekecil-kecilnya, untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya.

 

Dengan memproduksi makanan dan minuman, serta mengandung bahan pengawet yang murah, dan zat yang berbahaya bagi tubuh. Seperti banyaknya, minuman kemasan dengan kadar gula yang tinggi, atau makanan ringan dengan penyedap rasa yang kuat. Makanan dan minuman tersebut sangat mudah kita jumpai di warung atau pun di lingkungan lain. Hal demikian, menyumbang racun bagi kesehatan anak-anak dan generasi. Kurang pendidikan dan pemahaman orang tua terhadap, kesehatan anak menjadikan masalah ini sangat sulit dihentikan.

 

Butuh Peran Negara

Marak pasien cuci darah, adalah gambaran kegagalan negara, melindungi rakyatnya dari jeratan makanan yang berbahaya. Seharusnya negara mengeluarkan aturan yang sangat ketat, kepada pelaku industri dalam memproduksi makanan. Bagaimana pun aspek makanan sangat penting, karena sehat dan sakit rakyat ditentukan oleh makanan. Anak-anak adalah generasi yang seharusnya dilindungi, serta dijaga kesehatannya supaya negara ini tetap keberadaan tetap eksis. Negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pangan, serta memberikan jaminan makanan halal dan baik.

 

Dalam pandangan Islam, sistem kapitalisme adalah aturan hidup yang bertentangan dengan fitrah manusia. Kapitalisme telah menjerat generasi dengan pandangan hidup yang hedon, tanpa melihat haram dan haram. Gaya konsumtif merupakan identitas kapitalisme, sehingga negara akan menghentikan segala bentuk kampanye yang menarasikan pandangan hidup mereka.

Please follow and like us:

Tentang Penulis