Crosshijaber, No Way!


Oleh. Faiza Kameela

 

 

LenSa MediaNews__ Bestie, heboh di media sosial seorang fashion stylist (WH) hadir di sebuah pengajian Ustaz HA. WH hadir dengan menggunakan baju syar’i lengkap dengan cadar. Lho, memangnya ada yang salah dengan pakaiannya? Bukan pakaiannya yang salah, masalahnya WH ini cowok, Bestie!

 

Netizen pun geger, dong. Mayoritas mempertanyakan para artis perempuan yang menjadi circle- nya WH dan membiarkannya duduk di barisan cewek. Padahal, kalau pengajian duduknya terpisah antara cowok dan cewek ‘kan? (Grid.id, 22-7-2024)

 

Bukan netizen negeri +62 namanya kalau enggak jeli. Ternyata, kehadiran WH di kajian Ustaz HA bukan kali itu saja. Media sosial kembali disuguhkan foto WH di waktu yang berbeda. Nah, lho!

 

Crosshijaber, Eksistensi Diri atau Sakit Mental?

Fenomena crosshijaber sebenarnya sudah lama terjadi, lho Bestie. Di tahun 2019 silam, pernah dihebohkan seorang crosshijaber ikut salat di saf cewek. Wah! Enggak bahaya tah?! By the way, crosshijaber itu apa, sih?

 

Crosshijaber sebenarnya sama dengan crossdressing, yaitu cowok yang suka berpakaian cewek. Nah, khusus crosshijaber yang dipakai adalah pakaian syar’i cewek, seperti kerudung, gamis hingga cadar. Ternyata crosshijaber ini banyak, lho, bahkan mereka juga punya komunitas di media sosial, baik grup WA, FB, dan IG. Hmm, ada apa, ya dengan para cowok ini? Kok mereka suka pakai baju cewek sih?

 

Banyak alasan yang diungkap oleh crosshijaber. Ada yang cuma iseng mau merasakan pakai baju cewek, bosan dengan model baju cowok yang itu-itu saja, bahkan ada lho karena enggak PD dengan tubuh cowoknya. Ck,ck,ck, aneh ‘kan? Apapun alasannya, tetap enggak bisa diterima dong, karena Allah Swt. sudah menakdirkan cowok dengan tubuh dan sifat cowok yang maskulin dan cewek feminin. Enggak bisa ditukar.

 

Bestie, kalau para crosshijaber ini sudah nekat masuk ke wilayah privat cewek seperti toilet, saf salat, berarti ada kecenderungan gangguan mental. Pendapat ini disampaikan oleh seorang psikolog Dessy Ilsanti. Bahkan psikolog klinis Meity Arianty mengatakan tidakan para crosshijaber adalah bentuk penyimpangan, perbuatan mesum, dan kriminal.

 

Keberadaan mereka di tengah-tengah ruang privat cewek pun bahaya banget. Bayangkan kalau mereka ada di toilet atau tempat wudu, sedangkan di tempat itu aurat cewek bisa tersingkap. Atau mereka nekat melakukan pelecehan. Hii, ngeri banget!

 

Back to The Track, Back to Muslim Identity

Bestie, salah satu penyebab muncul dan menjamurnya crosshijaber adalah sistem kapitalisme yang mengagungkan kebebasan berperilaku (liberalisme). Dengan dalih HAM, mereka dilindungi eksistensinya, yang enggak setuju berarti melanggar HAM. Oleh karena itu keberadaan mereka enggak boleh ada, harus diberantas. Enggak boleh dibiarkan dengan alasan kasihan, berproses, apalagi bersikap melindungi. Justru kita harus kasihan karena mereka sudah melanggar hukum syarak. Kewajiban kitalah untuk menyelamatkan mereka.

 

Allah SWT sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya. Enggak mungkin tertukar. Allah Swt berfirman dalam surah At-Tin ayat 4: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

 

Maka wajar kalau Allah melarang bahkan melaknat pelaku crosshijaber ini.
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki”. (HR Ahmad)

 

Dari Ibnu Abbas ra. beliau berkata “Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki”. (HR Bukhari)

Bahkan para pelaku crosshijaber ini boleh diusir, lho.

Dari Ibnu Abbas, beliau berkata “Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang bergaya wanita dan wanita yang bergaya laki-laki “. Dan beliau memerintahkan, “Keluarkan mereka dari rumah-rumah kamu”. Ibnu Abbas berkata: Nabi saw telah mengerluarkan si Fulan, Umar telah mengeluarkan si Fulan”. (HR. Bukhari)

 

Nah, ketegasan inilah yang seharusnya ditunjukkan dan diberlakukan kepada mereka. Semua dilakukan karena rasa sayang kita kepada mereka, bukan karena benci. Bukankah mereka juga berhak masuk surga? Kalau kita diamkan, lindungi, bahkan mengapresiasi keberadaan dan tindakan mereka, justru salah. Kita malah membiarkan mereka bermaksiat dan mendapat dosa dari Allah, bahkan kita pun “kecipratan” dosa juga. Astaghfirullah. Na’udzubillah min dzalik.

 

Oke, Bestie kita harus sepakat, ya kalau crosshijaber is definitely wrong. Enggak boleh ada tempat untuk mereka. Mereka enggak akan bisa eksis kalau saja kita membuang sistem yang rusak seperti saat ini dan menggantinya dengan sistem yang berasal dari Sang Pencipta.[]

Wallahua’lam bishshawab.

Please follow and like us:

Tentang Penulis