Sudah Terlalu Jauh, Waktunya Kembali kepada-Nya

Oleh: Siti Farhatun Nufus
(Santriwati Ma’had Madrasah Ummat)

 

 

LenSa MediaNews__ Hai Bro and Sis, tahu gak sih, manusia itu gak ada yang sepenuhnya baik. Namun ada manusia yang terus belajar memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. Kita, kamu dan dia yang belum sepenuhnya baik, maka teruslah mendekati Allah. Jangan jenuh dan putus asa, sebab Allah selalu membuka pintu taubat seluas- luasnya.

 

Sebaik-baiknya diri kita pasti Allah ciptakan sebuah aib. Bila kita dipandang baik sama manusia, itu berarti Allah telah menutupinya. Oleh karenanya, senantiasalah mengajarkan hati agar tidak meremehkan orang yang saat ini masih belum menjadi baik. Bimbinglah untuk menjadi baik. Menjauhi semua yang dapat menimbulkan murka Allah. Selalu bertobat dari dosa dan maksiat yang dilakukan dengan sebenar-benar tobat. Serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik. Insya Allah merupakan ikhtiar terbaik agar meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR Bukhari)

 

Bro and Sis, seorang hamba Allah yang salih pasti sangat khawatir, apakah dia kelak meninggal dalam melakukan ketaatan atau sedang bermaksiat. Oleh karena itu mereka melakukan amal salih tanpa putus, merendah diri kepada Allah agar diberi kekuatan untuk istikamah sampai meninggal.

 

Seperti kisah sahabat Nabi yang bernama Abu Sufyan bin Harits. Ia merupakan salah satu sahabat nabi yang sempat mengalami pangucilan akibat membenci kepada Islam. Namun, hidayah Allah datang kepadanya ketika perang badar. Abu Sufyan termasuk dalam golongan musuh Islam pada dua puluh tahun lamanya. Abu Sufyan juga adalah saudara sepersusuan dengan Rasulullah ketika masih bayi.

 

Abu Sufyan memiliki tiga saudara yaitu Naufal, Rabi’ah dan Abdullah. Semuanya sudah memeluk Islam terlebih dahulu. Abu Sufyan sempat ingin memeluk Islam, tapi keinginannya itu terkalahkan dengan keraguan yang membara. Kejadian ini terjadi ketika pada perang badar. Abu Sufyan melihat orang berpakaian serba putih ikut dalam peperangan melawan kaum kafir Quraisy, pada saat inilah keraguan dan keinginan bersaing. Namun, keyakinannya menjadi kokoh ketika hidayah Allah datang. Akhirnya ia pun bertobat.

 

Jadi seperti itulah kisah Abu Sufyan bin Harits, sebanyak-banyaknya dosa yang ia lakukan. Jika bertobat pasti Allah ampuni. Ya, Allah menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangannya. Manusia itu bukan makhluk yang sempurna. Pada hakikatnya, tak ada manusia yang luput dari dosa, kecuali Allah telah membersihkan hatinya dan menjamin surga baginya. Bagaiman dengan kita? Teruslah menjadi baik. Bersemangatlah untuk terus mengejar kebaikan. Kalau kita berbuat dosa, segeralah bertobat, jangan merasa bahwa Allah tidak akan mengampuni, sebab Allah telah membuka pintu tobatnya yang luas. Teruslah berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, Seperti kisah tadi di atas.

 

Ada juga seperti kisah pembunuh yang membunuh awalnya ia membunuh 99 orang, tetapi ketika ia datang kepada seorang ulama, dan menceritakan apa yang diperbuatnya. Ternyata jawaban ulama itu tidak menyenangkan. Bahkan membuatnya marah karena mengatakan, perbuatanmu itu tidak akan diampuni.

 

Pada akhirnya ia membunuh ulama itu. Sekarang yang ia bunuh genap menjadi 100 orang, hah, kaget ga sih Bro and Sis, kalau ada orang yang membunuh sampai 100 orang? Kalau hidup di zaman sekarang mungkin orang itu sudah diamankan polisi, iya gak sih?

 

Setelah itu ia pun pergi, hingga menemukan seorang ahli ibadah. Kemudian menceritakan apa yang terjadi. Sang ahli ibadah menghentikan zikirnya dan berkata “Allah SWT adalah Maha Pengampun maka minta ampunlah kepadanya dengan sebenar-benarnya.” Lalu pembunuh itu tersenyum penuh gembira dengan jawaban itu, ia bertanya, “Bagaimana caranya tuan.” Ahli ibadah menjawab, “ pergilah ke sebuah kampung di tepi hutan. Di sana ada seorang ahli ibadah. Dia akan membimbingmu.” Setelah pamit, berangkatlah si pembunuh itu dengan cepat, ia berangkat dengan cepat karena ia ingin segera sampai di sana.

 

Sayangnya nasib berkata lain, di tengah jalan ia dicegat oleh perampok, ia pun diserang hingga akhirnya menemui ajalnya. Ternyata malaikat rahmat dan malaikat azab datang secara bersamaan, mereka sama-sama merasa berhak untuk membawa si pembunuh tersebut, malaikat azab berkata, “Dia sudah melakukan dosa besar yaitu membunuh 100 orang. Jadi orang ini adalah bagian kami”, lalu malaikat rahmat berkata, “Tidak bisa, ia sudah bertobat, dan Allah Maha Pemaaf. Jadi, orang ini adalah bagian kami.”

 

Karena tidak ada yang mengalah, mereka lalu berunding. Lalu malaikat azab berkata, “Maka diputuskannyalah jika diukur dari tempat ia meninggal lebih dekat ke tempatnya untuk bertobat, maka orang itu bagianmu. Tapi, jika ia meninggal lebih dekat ke tempat asalnya tadi maka ia bagian kami.” Maka diukurlah jaraknya, ternyata tempat pembunuh itu lebih dekat dengan tempatnya akan bertobat. Pada akhirnya si pembunuh itu dibawa oleh malaikat rahmat.

 

Hey, Bro and Sis udah selesaikan baca cerita si pembunuh itu. Nah, kira-kira apa sih hikmah dari cerita di atas? Tau gak nih, kita jawab bareng-bareng aja yah.

 

Jadi, hikmah dari cerita di atas adalah, jika kita berbuat dosa kemudian bertobat dengan sungguh-sungguh, plus berjanji tidak akan mengulanginya lagi, pasti Allah akan mengampuni. Sungguh Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Pemaaf. Tetapi jika kita berbuat maksiat lagi, maka bertobatlah lagi jangan merasa kalau dosa kita ga bakal diampuni sama Allah, karena Allah telah menjelaskan dalam Surah Yusuf: 57 yang artinya, “…..dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.”

 

Ada juga di dalam surah Ali-‘Imran: 133

۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi……”

 

Nah, ayat di atas sudah jelas kan, kalau dosa-dosa itu bakalan diampuni asalkan tobat dengan bersungguh sungguh. Jadi, sejauh ini sudah pada tau belum apa arti tobat? Arti tobat adalah kembali, jika kita sudah merasa terlalu jauh maka kembalilah kepada-Nya. Ayo, apalagi yang ditunggu, kita kembali ke jalan yang lurus. Bro and Sis, keep Istikamah!

Please follow and like us:

Tentang Penulis