Marak Bunuh Diri Remaja, Ada Apa, ya?


Oleh. Ferrina Mustika Dewi

(Pegiat Dakwah Remaja)

 

LenSa MediaNews__ Makin ke sini, kok semakin banyak bermunculan kasus bunuh diri di Indonesia, ya, Guys? Terlebih lagi yang melakukan bunuh diri ini dari kalangan remaja. Duh, apa mungkin tingkat depresi di kalangan remaja semakin mengkhawatirkan?

 

Seperti yang baru saja terjadi di daerah Cikarang Utara. Ada seorang siswi SMP nekat menghilangkan nyawanya sendiri dengan menabrakkan diri ke kereta api yang melaju kencang. Kejadian ini tepatnya di Perlintasan Lemahabang, Desa Simpangan, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Insiden bunuh diri yang terjadi Selasa sore (27-8-2024) telah menggegerkan masyarakat.

 

Tak hanya itu, warga sekitar pun menemukan surat wasiat yang diduga milik korban. Surat tersebut berisi alasan korban bunuh diri dan tercantum juga nomor telepon yang sengaja ditulis untuk bisa menghubungi orang terdekat korban (poskota.co.id, 28-8-2024).

 

Miris, ya? Kita jadi bertanya-tanya, apakah wajar kasus bunuh diri ini dilakukan oleh pelajar ? Jika kita teliti lagi, pemicu bunuh diri itu dari masalah kesehatan mental. Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (6-9-2022), penyebab utama orang melakukan bunuh diri disebabkan kondisi depresi pada manusia. Depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyatakan depresi berada pada urutan nomor empat penyakit di dunia dan diprediksi akan menjadi masalah gangguan kesehatan.

 

Jika kita melihat fakta yang ada, masalah tersebut perlu ditanggapi serius oleh banyak pihak. Sebab yang terancam adalah remaja sebagai generasi penerus. Remaja yang seharusnya memiliki jati diri dan semangat mengejar cita-cita. Nyatanya mengalami krisis jati diri, mudah depresi, pragmatis terhadap dinamika kehidupannya, perjuangan hidupnya salah arah, sampai mereka jauh dari karakter problem solver. Parahnya, mereka justru menjadikan bunuh diri sebagai solusi dari masalah yang mereka hadapi.

 

Dari maraknya kasus bunuh diri ini, penguasa tidak berusaha menyelesaikan dengan mendekatkan generasi muda pada pemikiran-pemikiran Islam. Ide Islam secara menyeluruh ini masih saja dimonsterisasi. Para pengemban dakwah disudutkan dengan tudingan radikal dan ekstrimis. Padahal, itu semua hanya alasan dari penguasa untuk tetap melanggengkan sistem sekuler.

 

Beda banget dengan Islam yang sejatinya memberikan perhatian besar pada generasi muda. Negara yang mengambil Islam sebagai landasan hidup akan mengutamakan pembentukan generasi berkepribadian islam. Sistem pendidikan Islam pun akan diterapkan mulai dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi. Dimulai dari sekolah dasar yang menanamkan akidah Islam dan segala macam pemahaman Islam lainnya. Diharapkan dapat menjadikan mereka memiliki pola pikir dan sikap islami. Ketika di jenjang pendidikan tinggi, mereka baru bisa diajarkan tsaqafah asing. Agar mereka bisa membandingkan mana yang benar dan salah (muslimahnews.net, 30-11-2024).

 

Hal tersebut tentunya akan menjadikan remaja memiliki jati diri yang kokoh dalam menanamkan akidah Islam yang benar, mulai dari rumah sampai pada pendidikan di luar rumah. Akidah yang benar dan kuat pun menjadi modal utama dalam mengarungi kehidupan. Selain itu, Islam juga menegaskan bahwa kebahagiaan hakiki seorang muslim adalah meraih ridha Allah Ta’ala.

 

Islam sebagai ideologi sempurna telah mewajibkan Negara melindungi dan menjamin kehidupan warganya. Negara juga memiliki peran penting dalam sistem pendidikan dan pembinaan generasi, sehingga terjadi penanaman ideologi Islam yang akan menumbuhkan sosok-sosok berkepribadian Islam. Kepribadian yang siap terikat dengan hukum syari’at, serta mendakwahkan dan memperjuangkan hukum Islam (muslimahnews.net, 17-03-2024).

 

Oleh karena itu, untuk menghentikan fenomena bunuh diri ini kita enggak ada pilihan lain, selain mengembalikan kehidupan Islam di tengah masyarakat. Dimulai dari negara, Islam akan menjaga umat dari berbuat kerusakan dengan sejumlah mekanisme dalam melindungi nyawa masyarakatnya. Wallahu’alam

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis