Remaja, Sudahkah Merdeka di Tengah Euforia Kemerdekaan?


Oleh : Ferrina Mustika Dewi
Pegiat Dakwah Remaja

 

LenSa MediaNews__ Kalian tahu, ‘kan bulan Agustus ini identik dengan Hari Kemerdekaan Indonesia? Menjelang tanggal 17 Agustus, nuansa merah putih semarak banget di mana-mana. Mulai dari bendera, umbul-umbul, lampu hias, lampion, bahkan pakaian pun nuansa merah putih. Katanya, Indonesia sudah lepas dari penjajahan. Tapi apa benar kita sudah merdeka ? Kok rasanya enggak ada efek berarti kecuali lepas dari penjajahan fisik dari penjajah Belanda dan Jepang.

Kita bisa soroti dari masalah-masalah yang menimpa remaja kian hari kian meresahkan. Ada kasus remaja perempuan berumur 15 tahun menjadi korban perkosaan oleh kakak iparnya di Rawalumbu, Kota Bekasi. Peristiwa ini terjadi sebanyak dua kali di rumah korban, yang tak jauh dari tempat tinggal pelaku.

Menurut Prabu Dana, Pengacara keluarga korban, “Kejadian ini sudah terjadi dua kali. Pertama, Februari 2023 dan yang kedua di Juli 2024 kemarin. Pengakuan dari korban, ia tidak diiming-imingi apapun. Pada saat korban mau berontak, mulutnya dibekap, artinya ada paksaan saat kejadian”. (metro.tempo.co, 13-08-2024)

Belum lagi kasus tawuran yang sampai sekarang belum ada penyelesaian. Baru-baru ini, tawuran antar geng terjadi di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi pada tanggal 11 Agustus 2024 jam dua dini hari. Satu orang dinyatakan tewas akibat luka bacok. Tawuran antar geng dari Desa Karang Harum bentrok dengan geng dari Mekarjaya ini tidak segera dihentikan, karena warga sekitar takut (news.okezone.com, 12-08-2024).

Tak hanya itu, ada 18 remaja perempuan muslimah berkerudung dalam anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di IKN mendapat pelarangan penggunaan kerudung pada saat pengukuhan dan pengibaran bendera. Pelarangan kerudung ini diinisiasi Ketua Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi. Dia beralasan pelarangan kerudung tersebut untuk menyeragamkan tata pakaian dan penampilan para Paskibraka 2024.

Hal tersebut memancing kemarahan masyarakat Indonesia. Ada upaya penghilangan simbol-simbol agama dan ketaatan pada ajaran Islam. Akhirnya, menghalangi para siswi muslimah untuk menjalankan perintah agamanya dengan menutup aurat (buletinkaffah1.wordpress.com, 23-08-2024).

Banyak lagi masalah yang membelit remaja. Mereka hidup di lingkaran peredaran narkoba, akrab dengan tawuran, keamanan diri yang belum tentu terjamin, pemerkosaan remaja, remaja yang bunuh diri akibat bullying, sampai mau patuh dengan aturan Tuhannya saja dipersoalkan. Alih-alih merdeka, eh remaja sekarang hidup penuh tekanan.

Nah, sebenarnya apa arti kemerdekaan buat kita sebagai remaja? Seyogianya kemerdekaan akan menghantarkan pada kemuliaan. Ketika remaja telah merdeka dari segala tekanan, mereka punya kemandirian, dan berani memegang prinsip hidupnya sendiri. Lalu, untuk menjadi remaja yang merdeka dan mulia, apa yang harus kita lakukan?

Pertama, kita kuatkan pondasi keimanan. Yakinkan dalam diri kalian, bahwa hidup ini hanya sementara. Kita perlu banget bekal amal sholeh untuk menghadapi kehidupan kekal kita di akhirat.

Kedua, kita bisa bergabung dalam circle pertemanan yang positif. Agar bisa mempertahankan dan terus mendongkrak kualitas keimanan kita. Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR Abu Daud).

Ketiga, maksimalkan waktu hidup kita untuk kegiatan yang bermanfaat. Hadirilah majelis ilmu untuk menguatkan keimanan kita. Membaca buku untuk menambah wawasan dan tadarus Al-Qur’an untuk selalu mengaitkan hati kita dengan Allah Ta’ala. Kerjakan ibadah Sunnah untuk menambah tabungan pahala dan berdakwah dengan mengikat semua kegiatan yang bermanfaat lainnya.

Keempat, kita enggak boleh berhenti berjuang ya, Guys. Kalau tujuan kita belum tercapai, hingga kita dipanggil menghadap Allah Ta’ala (muslimahnews.net, 21-08-2024).

Kita harus ingat, kemerdekaan bukan hanya hak segala bangsa, tapi termasuk hak kita sebagai remaja. Kemerdekaan bagi kita dengan mewujudkan kemandirian menuju jalan kemuliaan. Jadilah garda terdepan dalam membebaskan generasi muda dari penjajahan pemikiran dan budaya. Yang muda, yang merdeka. Allahu Akbar !

Wallahua’lam bishshawab.[]

Please follow and like us:

Tentang Penulis