Kekerasan pada Anak, Fitrah Manusia Kian Tergerus

Oleh: Nurhayati, S.S.T.

 

Lensa Media News – Kasih ibu sepanjang hayat. Ungkapan ini memang mahsyur juga ingin menggambarkan akan tulus kasih sayang seorang ibu. Namun apa jadinya jika seorang anak dirusak sendiri oleh ibunya? Sebagaimana yang terjadi beberapa waktu lalu dua ibu tega mencabuli anaknya diantaranya Ak (26) dan R (22). Motif dari pelaku disampaikan kepada polisi karena diiming-imingi sejumlah uang melalui akun Facebook Icha Shakila (Liputan6.com, 9/6/2024).

Kejadian dan di tempat berbeda, yaitu di Bekasi sekumpulan siswi SMP melakukan penganiayaan kepada temannya yang disiarkan live melalui Instagram. Hal ini didasari karena korban diduga membuat terlapor marah akibat dituduh telah melakukan hubungan seksual bersama pacar terlapor (Tempo.co, 13/6/2024).

Sungguh ironi jika kita melihat berita-berita yang menampilkan segala bentuk kejahatan yang terjadi pada anak baik mereka sebagai korban maupun pelaku. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mungkin seorang Ibu justru merusak sendiri anaknya? Sudah sedemikian tergeruskah fitrah seorang ibu?

 

Fitrah Ibu 

Kasus ibu yang mencabuli anaknya mencerminkan ternyata kasih sayang dapat digadaikan dengan iming-iming sejumlah uang. Terlepas dari kesulitan ekonomi, namun kita juga tidak bisa menganggap sepele hal ini sebab bisa jadi kejadian ini tidak akan berhenti sampai disini. Mengingat bagaimana kisah pilu seorang anak yang banyak menjadi korban pelecehan seksual dari lingkungan keluarganya sendiri.

Dari sini kita belajar bahwa setiap perempuan dapat menjadi seorang ibu, namun tidak semuanya siap menjadi ibu. Fitrah keibuan hari ini semakin memudar ditengah gempuran sulitnya perekonomian ditambah tugas dan peran ibu terpaksa bertambah untuk turut mengambil tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Peristiwa ini mencerminkan gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak individu berkepribadian Islam dan siap mengemban amanah sebagai ibu. Dimulai dari persiapan dalam memilih pasangan dan pengetahuan akan kewajiban dan peran sebagai istri dan ibu ini juga hal yang benar-benar harus diperhatikan. Sebab pernikahan adalah gerbang awal siap memikul banyak peran yang didasari pada keimanan juga kesadaran pertanggung jawaban dalam setiap perannya.

Di sisi lain juga menunjukkan lemahnya negara dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, sehingga membuat ibu tergoda melakukan maksiat demi sejumlah uang. Tidak dapat dipungkiri hari ini bagaimana dorongan ekonomi menjadi alasan terbesar seseorang dalam melakukan kejahatan. Pendidikan keluarga dan juga lingkungan yang sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) membuat ibu kehilangan fitrah. Motif kejahatan karena terpaksa dorongan uang, menjadi pilihan saat kesejahteraan tidak menjadi prioritas negara.

 

Kesejahteraan Sesungguhnya

Jika hari ini kita melihat bagaimana manusia hidup di bawah tekanan ekonomi kapitalis menjadikan orang berlomba-lomba mencari mati-matian kebutuhan dan kepuasan fisik. Sehingga tak jarang orang menghalalkan segala cara untuk meraihnya. Berbagai bentuk kejahatan bahkan membuat kita tercengang. Manusia hari ini begitu tega menumpahkan darah manusia yang lainnya hanya untuk alasan sepele semacam sakit hati atau ketersinggungan belaka.

Islam menempatkan pendidikan sebagai salah satu komponen penting dalam membentuk perilaku manusia menjadi bermartabat dan sesuai fitrahnya. Islam memiliki sistem pendidikan yang handal dalam menyiapkan manusia berkepribadian mulia. Pendidikan dalam keluarga pun dilandaskan kepada ketakwaan yakni menjadikan setiap anggota keluarga menyadari akan hubungannya dengan Allah dilandaskan kepada ketakwaan.

Islam juga memiliki sistem ekonomi yang baik termasuk kemampuan untuk memberikan kesejahteraan mendasar bagi rakyatnya (sandang, pangan dan papan). Juga negara menyediakan lapangan kerja yang luas bagi rakyatnya dalam rangka membantu setiap laki-laki dalam pemenuhan kewajiban penafkahannya. Bukan malah menyediakan kesempatan yang luas bagi asing dan aseng untuk mengelola dan memperkerjakan TKA di negeri sendiri.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (TQS. Al-Araf:96)

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis