Kelaparan Melanda, Memupus Harapan Sejahtera 

Kelaparan Melanda, Memupus Harapan Sejahtera 

 

Oleh: Netty al Kayyisa  

 

LenSaMediaNews.com – Miris! Berdasarkan laporan Organisasi Pangan Dunia atau FAO mengungkapkan masih banyaknya kelaparan akut di 59 negara. Sebagaimana  dilansir di cnbcindonesia.com laporan yang bertajuk Global Report on Food Crises 2024 tercatat sebanyak 282 juta orang di 59 negara mengalami tingkat kelaparan akut pada tahun 2023. Meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 24 juta orang. Wilayah atau negara penyumbang data terbesar adalah di Gaza dan Sudan karena konflik perang.  

 

Maka yang menjadi analisa PBB yang menjadi sebab terjadinya mal nutrisi sehingga menyebabkan kelaparan akut adalah karena konflik, dampak guncangan ekonomi dan dampak cuaca ekstrem. Oleh karena konflik menjadikan kehilangan pekerjaan dan hancurnya kota-kota mereka. Bantuan pangan juga tertahan sehingga menyebabkan warga Gaza mengalami bencana kelaparan akut. Di Sudan juga demikian. Perang yang terjadi juga menimbulkan kelaparan rakyat Sudan. Sementara cuaca ekstrem juga menyumbang adanya kelaparan akut karena gagalnya panen dan pertumbuhan bahan makanan. Demikian juga dampak guncangan ekonomi di beberapa negara. Inflasi dan kenaikan harga, menjadikan rakyat tak mampu membeli dan mencukupi kebutuhan pangan. Akibatnya kelaparan melanda dimana-mana.  

 

Maka untuk mengatasi hal ini, PBB menyarankan dan merupakan kebutuhan mendesak adanya investasi pada masalah pangan baik yang berskala nasional maupun internasional. Perdamaian dan pencegahan perang juga harus menjadi solusi integral jangka panjang terhadap kelaparan akut yang melanda dunia.  

 

Inilah sebab dan solusi yang mereka tawarkan. Terlihat tidak menyentuh akar persoalan bahkan jauh dari solusi mendasar. Jika memang kelaparan karena perang, siapa yang menciptakan perang? Siapa yang bertugas untuk mendamaikan dan mencegah perang? Jadi seruan ini lebih pantas ditujukan untuk mereka sendiri para gembong kapitalis dan koloninya untuk menghentikan pendudukan mereka atas negeri-negeri kaum muslimin.  

 

Jika kelaparan karena cuaca ekstrem, wilayah-wilayah yang lain juga terkena cuaca ekstrem tetapi masih bisa bertahan. Dan cuaca ekstrem bisa jadi ketentuan Allah bisa jadi juga ulah tangan manusia. Siapa yang menyebabkan efek rumah kaca? Siapa yang pembangunannya tak memperhatikan tata ruang dan sanitasi? Maka para kapitalis lah jawabnya. Mereka membuka lahan dengan semaunya. Demi keuntungan diri sendiri dan koleganya.  

 

Jika kelaparan karena dampak ekonomi, maka dunia saat ini sedang berada pada sistem ekonomi kapitalis yang meniscayakan adanya kesenjangan, adanya inflasi mata uang, adanya efek domino penggunaan uang kertas yang tak ada penjaminnya.  

 

Jadi masalah sebenarnya dari bencana kelaparan akut yang terjadi di dunia adalah karena penerapan sistem kapitalis yang rusak dan merusak.  

 

Jika solusi yang ditawarkan adalah investasi, apakah benar akan mencegah perang? Apakah benar akan mengurangi cuaca ekstrem? Apakah benar akan menstabilkan sistem ekonomi dunia dan tidak berdampak pada yang lainnya? Tentu tidak. Masalah kelaparan dunia harus diselesaikan dengan penyelesaian yang komprehensif mulai dari akarnya. 

 

Islam solusi masalah kelaparan 

Setiap manusia pasti menginginkan hidup sejahtera. Maka penggunaan aturan ekonomi yang dipakai akan mewujudkan kesejahteraan tersebut. Dalam sistem ekonomi Islam terdapat seperangkat aturan yang mengatur mulai dari akar masalah ekonomi.  

 

Yang pertama, berkaitan dengan kepemilikan. Dengan pembagian kepemilikan menjadi tiga bagian, kepemilikan individu, negara dan umum akan memetakan mana kekayaan alam yang bisa dikuasai individu mana yang tidak boleh. Untuk sumber daya alam, Allah menciptakan untuk seluruh manusia. Sehingga  tidak boleh dimiliki oleh segelintir orang. Masalahnya sumber daya alam ini sangat banyak, melimpah dan menggiurkan jika dikuasai seseorang. Sebutlah tambang minyak, emas, batu bara, nikel, alumunium, uranium dan hasil tambang lainnya. Yang hari ini semua dimonopoli oleh segelintir kapitalis sejati tanpa diberikan kepada yang berhak mendapatkannya.  

 

Kedua, perintah bekerja. Dalam Islam setiap penanggung nafkah diperintahkan untuk bekerja. Tidak hanya memerintah tetapi penguasa atau Khalifah harus memastikan setiap orang yang mampu bekerja untuk mendapatkan pekerjaan. Misalnya  dengan membuka sektor riil seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan lainnya. Khalifah juga hadir sebagai orang yang menanggung nafkah bagi orang-orang yang sudah tidak memilki wali. 

  

Ketiga, ketika terjadi bencana atau cuaca ekstrem, negara harus berperan penuh mengatasinya. Misalnya dengan mitigasi bencana yang mumpuni, pengalokasian dana bencana, hingga menarik pajak dari orang-orang kaya ketika dana di baitul mal tak ada untuk mengurusinya. 

 

Dengan penerapan sistem Islam secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan, menjadikan kesejahteraan bukan lagi khayalan. Kesejahteraan  bukan lagi angan-angan. Tetapi bisa terwujud menjadi sebuah harapan.

Wallahu’alam bisshowab.

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis