Menyoal Gaji Dosen, Adakah Titik Terangnya?

Oleh: Ummu Aulia

(MIMم_Muslimah Indramayu Menulis)

 

LenSaMediaNews.com__Rendahnya gaji dosen di Indonesia menjadi cerminan dari beberapa isu dalam sistem pendidikan dan penghargaan terhadap profesi tersebut. Gaji dosen di Indonesia seringkali jauh lebih rendah dibandingkan dengan profesi lain yang membutuhkan kualifikasi pendidikan yang setara. Misalnya, dibandingkan dengan profesi di sektor swasta yang membutuhkan gelar yang sama, seperti di industri teknologi atau keuangan, gaji dosen umumnya jauh lebih rendah.

 

Selain itu banyak dosen di Indonesia yang memiliki gelar doktor atau setidaknya magister yang menunjukkan tingkat pendidikan tinggi. Namun, gaji yang diterima tidak sebanding dengan investasi waktu, tenaga, dan biaya yang mereka keluarkan untuk mendapatkan kualifikasi tersebut.

 

Meskipun biaya hidup dan tingkat inflasi terus meningkat dari waktu ke waktu, kenaikan gaji untuk dosen tidak selalu mengikuti tren tersebut dengan proporsi yang memadai. Akibatnya, meskipun harga-harga barang dan layanan terus naik, gaji yang diterima oleh para dosen tidak meningkat sebanding, menyebabkan daya beli mereka semakin menurun dari waktu ke waktu.

 

Lantas bagaimana dengan tingkat kesejahteraan dosen? Kesejahteraan dosen tidak hanya tergantung pada gaji, tetapi juga pada kondisi kerja dan fasilitas yang disediakan oleh institusi tempat mereka mengajar. Banyak dosen di Indonesia masih bekerja dengan fasilitas yang minim dan kondisi kerja yang kurang memadai. Kondisi seperti ini akan menimbulkan dampak terhadap kualitas pendidikan.

 

Rendahnya gaji dosen pun dapat mengurangi motivasi untuk melakukan riset, publikasi ilmiah, atau bahkan memberikan pengajaran yang berkualitas. Hal ini berpotensi memengaruhi kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Selanjutnya dapat terjadi migrasi akademik yaitu dosen yang merasa tidak dihargai dan tidak mendapatkan imbalan yang memadai cenderung mencari peluang di luar negeri atau di sektor lain yang menawarkan gaji dan fasilitas yang lebih baik. Ini dapat menyebabkan kehilangan sumber daya manusia yang berpotensi besar bagi pengembangan pendidikan dan riset di Indonesia.

 

Kapitalisme telah menggerus penghargaan atas jasa besar para dosen. Nilai seringkali diukur secara materi, yaitu seberapa banyak uang atau keuntungan yang dapat dihasilkan dari suatu pekerjaan atau jasa. Dosen seringkali dianggap sebagai pekerjaan yang kurang menguntungkan secara finansial dibandingkan dengan pekerjaan di sektor swasta yang lebih berorientasi pada profit. Dalam kapitalisme, nilai sebuah pekerjaan atau jasa seringkali ditentukan oleh kekuatan pasar dan permintaan. Jika permintaan terhadap pendidikan tinggi tinggi, maka mungkin gaji dosen akan meningkat. Namun, jika pasar tidak memprioritaskan pendidikan, gaji dosen cenderung rendah.

 

Kapitalisme juga mendorong persaingan dan pencapaian individual dalam mencari keuntungan. Sebagai akibatnya, profesi seperti dosen mungkin tidak mendapatkan penghargaan yang sebanding dengan peran pentingnya dalam pendidikan dan pembentukan karakter generasi mmendatang Sementara itu dalam pandangan Islam, ilmu dan pengajaran dihargai sebagai salah satu aset terpenting dalam membangun masyarakat yang beradab. Al-Qur’an dan hadis menggarisbawahi pentingnya mencari ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain.

 

Dalam hal tanggung jawab sosial, para dosen dalam Islam tidak hanya dianggap sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing moral dan spiritual bagi para siswa. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing generasi muda untuk menjadi pemimpin yang adil dan berakhlak mulia. Dengan demikian, penghargaan terhadap para dosen tidak hanya berdasarkan pada nilai materi, tetapi juga pada nilai-nilai moral, sosial, dan spiritual yang mereka bawa dalam proses pengajaran dan pembimbingan. Ini mencerminkan peran yang lebih luas dan lebih mendalam dari sekadar memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan moralitas generasi mendatang.

 

Al-Qur’an mengajak umat Islam untuk mencari ilmu dan memberikan penghormatan terhadap para ulama yang memiliki pengetahuan, seperti yang termaktub dalam surat Al-Mujadilah ayat 11: “… Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah kamu niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

 

Dalam sebuah hadis riwayat Abu Daud, Nabi SAW bersabda, “para ulama adalah pewaris para nabi; sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, melainkan mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu, maka dia telah mengambil bagian yang banyak.” 

 

Dosen adalah profesi yang luhur, menyebarkan pengetahuan dan membentuk karakter mahasiswa sebagai agen transformasi dan calon pemimpin. Sejarah Islam memperlihatkan penghargaan yang tinggi terhadap para dosen atau ulama, karena peran mereka dalam menyebarkan pengetahuan agama dan dunia kepada umat, dan keteladanan mereka dalam menjalankan ajaran agama. Mereka menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi umat dalam menjalani kehidupan yang Islami. Membimbing umat menuju kebenaran dan kesuksesan dunia dan akhirat. Kita semua berharap semoga kondisi seperti ini dapat terulang lagi sekarang.

Wallahu a’lam bish-shawwab. [LM/Ss] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis