Program Sawah Cina, Solusi atau Ilusi?

 

Oleh : Ummu Aman

(Komunitas Penulis Setajam Pena)

 

Lensa Media News, OPINI- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan menggandeng Cina untuk menggarap sawah di Kalimantan Tengah. Kesepakatan tersebut menjadi salah satu hasil pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dalam ajang High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI–RRC di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/4). (VOA, 21-04-2024)

 

Pada unggahan di akun instagram resminya @luhut.pandjaitan, Luhut juga menyampaikan bahwa Cina bersedia memberikan teknologi padi mereka yang sudah sangat sukses menjadi swasembada.

 

Rencana proyek sawah Cina diadakan sebagai solusi menyediakan lumbung pangan padahal banyak program serupa sebelumnya mengalami kegagalan. Seharusnya sebelum proyek ini diprogramkan, ada langkah evaluasi terhadap program serupa yang pernah dicanangkan. Dengan harapan tercapai efektif dan efisiensi program dan meminimalisir kegagalan.

 

Selain itu perlu adanya langkah uji coba dengan lahan terbatas untuk memastikan bahwa jenis varian padi yang ditanam adaptif untuk tanah dan iklim di Indonesia. Sebab, bisa jadi varian yang unggul di Cina tidak adaptif dengan kondisi alam di Indonesia. Walaupun didukung dengan teknologi yang hemat faktor lingkungan tidak bisa dihilangkan.

 

Hal penting yang harus ditanyakan andaikan berhasil, siapa yang akan diuntungkan? Benarkah rakyat akan menikmati hasil dari program ini? Perlu kita cermati benarkah negara cina yang esensinya adalah negara komunis kapitalis dan imperialis yang berorientasi keuntungan material benar-benar akan membantu, memikirkan kesejahteraan negara lain tanpa memperoleh keuntungan?

 

Di sisi lain, yang menjadi pertanyaan, mengapa mitigasi kegagalan membangun lumbung pangan justru tidak dilakukan, dan memberi solusi untuk petani lokal. Bisa dipetakan kegagalan lumbung padi kita karena banyak faktor, semisal mahalnya biaya operasional yang harus ditanggung petani, pupuk langka dan mahal, sistem penanaman padi yang perlu dievaluasi dan diperbaharui sejalan dengan kondisi alam dan teknologi, yang itu semua butuh kehadiran negara untuk memberikan solusi. Banyak lembaga pendidikan dan penelitian terkait pertanian di Indonesia khususnya padi bisa dioptimalkan untuk menghadirkan terobosan baru yang jitu.

 

Pada kondisi saat ini berbagai faktor kendala di atas belum terselesaikan, diperparah lagi dengan sistem ekonomi terkait harga hasil panen petani yang rendah. Banyak petani yang mengalami kegagalan dan meninggalkan lahan/dijual. Akibatnya petani makin malas bahkan pensiun sebagai petani. Alhasil produktivitas padi kita menurun dan program lumbung padi kita gagal kemudian terjebak pada situasi impor kebutuhan beras yang memperburuk situasi.

 

Islam menyelesaikan persoalan pangan dari akar masalah, dan tidak sekadar mewujudkan ketahanan pangan saja, namun juga kedaulatan pangan. Negara bertanggung jawab penuh membantu petani, apalagi pertanian adalah persoalan strategis. Dengan keberhasilan pertanian akan membuat rakyat sejahtera dan meningkatkan kepercayaan umat kepada penguasa, sehingga terwujud pemerintahan yang stabil.

 

Negara yang stabilitasnya tinggi akan mampu untuk terus melakukan pembangunan dan kuat untuk bersaing dengan negara lain sehingga melepaskan ketergantungan dengan negara lain. Inilah makna dari kedaulatan negara. Jika akan menjalin kerjasama dengan asing bukan pada sektor strategis yang mengganggu kedaulatan.

 

Daulah dijadikan sebagai pedoman. Negara tidak akan tergantung pada modal swasta atau asing. Daulah akan mengupayakan berbagai sarana, mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki untuk umat dan negaranya. Dalam bingkai ketaatan kepada Allah dengan bersandar pada penerapan syariat kendali negara ditetapkan. Politik luar negeri daulah benar benar meniadakan campur tangan asing dalam mengatur negara, dipastikan negara akan mengutamakan kesejahteraan rakyatnya, terjaminnya pemenuhan kebutuhan dasar, terjaganya keamanan dan mental dari tekanan asing.

 

Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan Mencukupkan (keperluan)-nya..Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. at-Thalaq: 3)

Wallahu alam bishowab.

[LM, Hw]

Please follow and like us:

Tentang Penulis