Angkot Listrik Meluncur, Meski Kritik Mengucur!
Angkot Listrik Meluncur, Meski Kritik Mengucur!
Oleh : Ummu Rifazi, M.Si
LenSaMediaNews.com – Beberapa hari sebelum Idul Fitri 1445 Hijriyah, tepatnya Kamis 4 April 2024, Pemkot Bogor resmi meluncurkan uji coba penyelenggaraan angkutan umum perkotaan (angkot) berbasis listrik sebanyak 5 unit di Kota Bogor (ALIBO) (bogor.tribunnews.com, 04/04/2024). Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Rudy Mashudi di Bogor, mengungkapkan bahwa angkot listrik ini akan difungsikan sebagai angkutan pengumpan (feeder) dari layanan BisKita yang beroperasi di jalan-jalan utama. Jumlah angkot konvensional di Kota Bogor akan dikurangi dan digantikan dengan angkot listrik secara bertahap (antaranews.com, 21/01/2024).
Melenggang Menggandeng Swasta
Penyediaan angkot listrik ini dilandasi dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Pemerintah Kota Bogor melalui Perumda Transportasi Pakuan (PTP) dengan PT Kalista Nusa Armada (Kalista) (antaranews.com, 21/01/2024). Ketua Tim Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan (TP4) Kota Bogor, Yayat Supriatna mengatakan keterlibatan investor harus mematangkan perhitungan skema bisnis bagi semua pihak. Jangan sampai investor yang menanamkan modalnya di sektor transportasi di Bogor tidak meraup keuntungan (jakartabisnis.com, 07/06/2016).
Pemkot Bogor tetap meluncurkan uji coba angkot listrik, meski disorot dan dikritik DPRD Kota Bogor terkait kesiapan yang belum maksimal maupun ambigu karena masih ada program penataan angkot tahun 2023 yang belum tuntas. Sehingga diprediksi keberadaan angkot listrik justru berpotensi memicu titik kemacetan baru di ruas jalan Kota Bogor, karena masih banyak angkot konvensional yang beroperasi (jurnalbogor.com, 31/03/2024). Program pengurangan angkot konvensional lewat konversi 3 angkot dengan 1 armada BisKita sampai akhir tahun 2023 masih menggantung, karena terkendala masalah anggaran dari BPTJ Kemenhub RI, dan ketidaksinkronan dengan program angkot AKDP yang merupakan wewenang Pemprov Jabar (ayobogor.com, 04/12/2023).
Fenomena ini menunjukkan mayoritas kebijakan para kepala daerah dalam Sistem Kapitalisme pragmatis dan diwarnai bisnis karena membuka proyek baru bagi pengusaha swasta. Program yang semula diniatkan untuk pembenahan, akhirnya menjadi tidak optimal karena tidak komprehensif, kurang koordinasi, kurang sinkron bahkan terkesan tumpang tindih dengan kebijakan lain. Upaya pembenahan akhirnya hanya menjadi solusi sementara yang berpotensi memunculkan masalah baru lainnya.
Khilafah Adalah Pelayan Rakyat Terbaik
Khilafah Islamiyyah adalah pelayan rakyat terbaik, karena sangat memahami sabda Rasul shalallahu ‘alaihi wassalam : “Imam (Khalifah) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus” (HR al-Bukhari).
Dalam sejarah ulama salaf, diriwayatkan bahwa Khalifah Umar bin Abdil Aziz dalam shalat tahajudnya sering membaca ayat : (Kepada para malaikat diperintahkan), “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembah-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah. Lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Tahanlah mereka di tempat perhentian karena sesungguhnya mereka akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS ash-Shaffat [37]: 22-24).
Tercatat dalam tinta emas sejarah ketika Khilafah Islamiyyah berjaya selama 1300 tahun menaungi 2/3 dunia, ada 3 prinsip yang dijalankan terkait investasi infrastruktur strategis: (1) pembangunan infrastruktur adalah tanggungjawab negara, tidak boleh diserahkan ke investor swasta, (2) perencanaan wilayah yang baik akan mengurangi kebutuhan transportasi. Contoh ketika Baghdad dibangun sebagai ibukota kekhilafahan, setiap bagian kota diproyeksikan hanya untuk jumlah penduduk tertentu. Di kota itu dibangunkan masjid, sekolah, perpustakaan, taman, industri gandum, area komersial, tempat singgah bagi musafir, hingga pemandian umum yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, juga fasilitas umum lain yang semuanya mudah ditempuh dengan berjalan kaki, (3) negara membangun infrastruktur publik dengan standar teknologi paling mutakhir yang dimiliki, karena melimpahnya Ilmuwan Muslim pada masa itu. Sistem Islam yang diterapkan secara memang terbukti yang terbaik, yang harus kita perjuangkan untuk bisa diterapkan kembali secara kaffah. MasyaAllah, allahummanshuril bil Islam, laa hawala walaa quwwata illaa billaah, wallahu a’lam bisshowwab.