Marak Perundungan Menimpa Gen Z
Oleh: Irma Sari Rahayu
LenSa Media News _ Kasus perundungan masih terus berlanjut bak rantai yang tak kunjung terputus. Mirisnya lagi, perundungan kerap dilakukan oleh anak-anak hingga remaja.
Baru-baru ini terjadi peristiwa perundungan di Kawasan Danau Duta, Bekasi Utara. Perundungan terjadi berawal dari korban JPA (14) yang memosting status Whatsapp sedang jajan kue pancong yang ditanggapi oleh M teman JPA. JPA kemudian berjanji akan membelikannya untuk M. Namun, pada hari yang dijanjikan, JPA urung membeli karena warung kue pancongnya tutup.
Meski sudah beritikad baik dengan memberi uang sebagai pengganti kue pancong, namun JPA malah mendapat tindak kekerasan oleh E (16) teman M. JPA menderita memar karena dipukul dan ditendang (Suara.com, 14/4/2024).
Tindak perundungan pun tak hanya dilakukan sekali. Menurut pengakuan JPA, E melakukannya sebanyak tiga kali di tempat yang berbeda. Puncaknya adalah di Kawasan Danau Duta. Saat ini, kasus perundungan yang menimpa JPA tengah disidik oleh pihak kepolisian.
Remaja Rentan Kesehatan Mental?
Miris. Berbagai kasus perundungan terus terjadi di kalangan remaja tak terkecuali remaja putri. Emosi yang meledak-ledak tak mampu dibendung oleh remaja. Hanya persoalan sepele, tak jarang berakhir dengan tindak kekerasan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh McKinsey Consumer Behavioral Health Survey terhadap lebih dari 800 gen Z menunjukkan bahwa mereka secara signifikan lebih rentan mengalami masalah perilaku dibandingkan generasi lain. Gen Z juga 2 sampai 3 kali lebih rentan dalam melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan generasi lainnya.
Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pun melaporkan bahwa pada tahun 2022, setidaknya 1 dari 3 remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Sementara Presiden Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP), Sandersan Onie, menyatakan bahwa gen Z saat ini memang lebih rentan mengalami depresi (psikologi.ui.ac.id, 7/6/2023).
Mengapa Gen Z Mudah Emosi?
Dilansir dari parapuan.co (21/9/2024), ada lima faktor yang menyebabkan remaja mudah tersulut emosi, yaitu, pertama pernah menjadi korban perundungan. Kedua, stres karena tekanan keluarga, orang tua atau sekolah. Ketiga, faktor pubertas, di mana hormon tubuh berubah seiring bertambahnya usia. Keempat, gangguan mental. Kelima, penyalahgunaan zat terlarang.
Minimnya bimbingan agama dari orang tua, faktor lingkungan dan media yang kerap menampilkan adegan kekerasan di lingkungan remaja juga menjadi faktor tidak stabilnya emosi remaja. Belum lagi sistem pendidikan hari ini yang disusun atas dasar sekularisme semakin menjauhkan remaja dari fitrahnya sebagai hamba Allah Swt.
Padahal, pelajaran agama yang masih tetap dipertahankan keberadaannya meski kurikulum kerap berganti, telah mencakup pembelajaran budi pekerti. Namun, realitas yang terjadi, pelajaran agama hanya disampaikan sebagai teori demi mengejar standar nilai yang ditetapkan. Sekalipun ada ibadah, hanya sebatas ibadah sebagai ritual tanpa penanaman nilai ruhiah.
Gen Z juga semakin terkikis rasa sabar dan mudah kecewa jika tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Konsep qada atau ketetapan Allah akan suatu peristiwa di luar kemampuan kita seyogianya ditanamkan agar mereka memiliki sifat legowo atau menerima ketetapanNya.
Gen Z Kembalilah Kepada Fitrah
Fitrah manusia khususnya seorang muslim adalah taat kepada perintah Rabb nya. Salah satunya adalah perintah untuk menahan marah. Allah Swt. telah menjanjikan disediakannya sutga bagi hamba- Nya yang mampu menahan marah dan mrmaafkan kesalahan orang lain. Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 133-134 sebagai berikut:
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ (134)
Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Lebih lanjut, Rasulullah Saw. juga menganjurkan kita untuk tidak mudah marah agar mendapatkan surga.
Rasulullah saw.bersabda:
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
Artinya: “Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga.” (HR Ath-Thabrani).
Banyak ayat dan hadis yang melarang seorang muslim mudah marah dan menganjurkan untuk memaafkan orang lain. Orang tua adalah pihak yang paling berperan dalam membentuk dan mengingatkan para gen Z agar kembali kepada ajaran Islam. Bisa dengan melakukan pembinaan sendiri atau mengarahkan kepada kajian-kajian Islam yang bisa membentuk gen Z agar berkepribadian Islam.[]
Wallahua’lam bish-shawab
(LM/SN)