Sambut Ramadan, Wujudkan Insan Bertakwa

Oleh: Lulu Nugroho

 

LenSa MediaNews__Puluhan ibu muslimah memadati Masjid Raya Bandung, pada Ahad, 3 Maret 2024. Kajian rutin yang diselenggarakan Majelis Taklim Lentera Qur’an (MTLQ) kali ini membahas tema ‘Sambut Ramadan, Wujudkan Insan Bertakwa’.

 

 

Ustazah Susi Rahma mengawali kajiannya dengan membahas tafsir QS Al Baqarah: 183, tentang kewajiban berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelumnya. Di dalam puasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan akhlak-akhlak yang rendah.

 

 

Terdapat keutamaan puasa, seperti mendapat ampunan dosa, kebaikan dilipatgandakan, derajat mukmin ditinggikan, pembebasan dari api neraka, pintu surga dibuka dan neraka ditutup, setan dibelenggu, adanya keutamaan lailatul qadar.

 

 

“Maka perlu persiapan fisik yaitu melatih diri di bulan Rajab dan Sya’ban agar tubuh dapat beradaptasi secara bertahap. Dan persiapan psikis, dengan menanamkan kegembiraan pada hati, rasa dan pikiran. Kemudian membekali diri dengan pemahaman Islam, agar pelaksanaan ibadah tidak sekadar rutinitas, tetapi muncul ketaatan dan ketundukan kepada Allah, sehingga seluruh aktivitas kita menjadi terikat dengan aturan Allah SWT”, kata Ustazah.

 

 

Ramadan menjadi bulan yang dinanti-nanti umat Islam. Suasana Ramadan di masa Rasulullah saw. dipenuhi dengan perjuangan dan pengorbanan, hingga beberapa aktivitas jihad dan futuhat dilaksanakan di bulan Ramadan seperti Perang Badr pada 17 Ramadan di tahun 2 Hijriah, dan Futuh Makkah pada 10 Ramadan tahun 8 Hijriah.

 

 

Sedangkan pada masa Kekhilafahan Umar bin Khaththab, khalifah memerintahkan para wali untuk melaksanakan salat tarawih berjamaah. Khalifah pun menyediakan makanan berbuka bagi para warga, membangun rumah untuk para tamu yang kehabisan bekal. Berbeda pada masa Khalifah Utsman, Ramadan dipenuhi dengan nyala lampu warna-warni. Khalifah Utsman  juga mengundang para duta besar dan memberi ucapan selamat kepada mereka, atas datangnya Ramadan. Khalifah pun menyelenggarakan salat tarawih berjamaah dan buka puasa, bersama masyarakat.

 

 

Ramadan saat ini, berbeda dengan masa kepemimpinan Islam. Sejak runtuhnya Khilafah Turki Utsmani pada 3 Maret 1924, kondisi kaum muslim terpecah menjadi beberapa negara. Kaum muslim pun terpuruk dalam berbagai lini kehidupan. Dapat kita saksikan kemiskinan di sekitar kita, kenaikan harga kebutuhan pokok, dan berbagai persoalan yang menimpa umat.

 

 

Ustazah menambahkan, “Dan ada pula sebagian umat yang mengalami tindakan represif, bahkan terjadi genosida, seperti yang menimpa muslim Rohingya, Palestina, Uyghur dan sebagainya.”

 

 

Akar permasalahan saat ini adalah: lemahnya pemahaman individu dan keluarga muslim terhadap Islam, kontrol masyarakat pun lemah, dan tidak adanya penerapan Islam kaffah. Masyarakat semakin jauh dari Al-Qur’an, dan tidak menjadikannya sebagai pedoman hidup.

 

 

Maka solusi hakiki bagi seluruh permasalahan umat saat ini, adalah kembali kepada Islam, sebagai wujud ketakwaan yang sebenarnya kepada Allah SWT, dengan mewujudkan penerapan Islam kaffah, dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bernegara. Wallahu a’lam bishshawab.

Please follow and like us:

Tentang Penulis