Menjaga Keistikamahan Selepas Ramadan, Menuju Fitrah Hakiki.
Oleh: Lulu Nugroho
LenSa MediaNews__Ratusan ibu muslimah memadati Masjid Raya Bandung pada Ahad 31 Maret 2024, untuk mengikuti kajian ilmu dari Majelis Taklim Lentera Qur’an (MTLQ) yang bertema ‘Menjaga Keistikamahan Selepas Ramadan, Menuju Fitrah Hakiki’. Ustazah Lia Fachriyah membukanya dengan tahsin Qur’an surat Ar-Rum ayat 30.
Kemudian Ustazah Frika Handiyani menyatakan kesedihan umat bahwa Ramadan akan segera berlalu. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits, dari Jabir, Rasulullah saw. menyampaikan bahwa jika malam Ramadan telah berakhir, seluruh makhluk-makhluk, di segenap langit dan bumi, beserta malaikat, ikut menangis. Mereka bersedih karena bencana yang menimpa umat Muhammad saw. Para sahabat menanyakan, bencana apakah wahai Rasul? Jawab Nabi saw, “Kepergian bulan Ramadan.”
Maka masih banyak aktivitas ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, pada 10 hari terakhir, yang memiliki keistimewaan, ustazah menambahkan, yaitu sebagai penutup bulan Ramadan yang penuh berkah, malam yang dicintai Rasulullah saw. dan terdapat lailatul qadar. Maka banyak yang dapat kita lakulan, sepeti melakukan itikaf, qiyamul lail, membaca Al-Qur’an, serta memperbanyak sedekah dan berdoa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang terdapat pada QS. Ar-Rum ayat 30:
فَاَ قِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا ۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّا سَ عَلَيْهَا ۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَـلْقِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Artinya,
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,”
Sebagaimana disebutkan dalam ayat tadi, maka perlu kita ketahui yang dimaksud dengan agama fitrah. Ustazah menjelaskan ada beberapa poin:
1. Islam sesuai dengan fitrah manusia yang ingin menyembah dan berdoa kepada Allah SWT.
2. Islam adalah berserah, tunduk dan patuh kepada Allah, serta membenarkan apa yang disampaikan Rasulullah saw.
3. Islam adalah agama yang merangkumi semua aspek kehidupan.
4. Maka wajib bagi kita meyakini kebenaran Allah SWT.
Sedangkan makna hari raya itu sendiri apa? Ustazah mengatakan bahwa terdapat dua hari raya dalam Islam yakni Idulfitri dan Iduladha, sebagaimana disampaikan pada Hadits riwayat Abu Dawud 1134 yang disahihkan Syaikh Al-Albani.
Maka bentuk kegembiraan Idulfitri bagi kita adalah dengan mewujudkan ketakwaan total terhadap Allah. Dan jangan lupa bahwa terdapat dimensi ketawaan yang harus tegak, yang meliputi 3 unsur, yaitu: ketakwaan individu, masyarakat dan negara, demikian ustazah menambahkan.
Ustazah bertanya, “Dari sini dapat kita cermati kondisi di sekitar kita, apakah sudah tampak ketakwaan di ketiga unsur tersebut, sementara sudah banyak Ramadan kita lalui?”
Beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk menjaga keistikamahan tadi, jawab ustazah, yaitu dengan:
1. Memperbanyak taqarrub dengan ibadah wajib dan juga sunnah.
2. Memperbanyak ilmu dengan mengikuti kajian-kajian Islam
3. Menutup peluang kemaksiatan
4. Mencari teman salih agar terbentuk amar makruf nahi mungkar.
5. Menerapkan aturan Islam secara kaffah.
Terakhir ustazah mengutip Hadits riwayat Muslim: Wahai Rasulullah saw., katakanlah kepadaku dalam Islam, satu perkataan yang tidak aku tanyakan pada seorangpun setelahmu. Beliau menjawab, “Katakanlah aku beriman kepada Allah dan beristiqamahlah.”
Wallahu ‘alam bishshawab.