Membangun Generasi Emas dengan Islam Kaffah

Oleh: Yuyun Suminah
(Jamaah MT. Khairunnisa Klari-Karawang)

 

LenSa MediaNews__ Generasi adalah pemegang tongkat estafet kepemimpinan suatu bangsa. Mereka yang akan menggantikan para pemimpin saat ini. Ketika berbicara generasi emas tak lepas dari profil atau karakter yang harus dimiliki generasi tersebut, di antaranya jujur, amanah, bertanggungjawab, berjuang, lemah lembut dan karakter positif lainnya.

 

Generasi memerlukan support dari berbagai kalangan dan kepedulian terhadap generasi sebagai tonggak masa depan bangsa. MT Khairunnisa yang diasuh oleh Ustazah Nurjanah pun mengambil peran tersebut dengan mengadakan kajian di Masjid Abdurrahman, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Minggu, tanggal 20 Oktober 2024.

 

Kajian ini memberikan edukasi, pengetahuan bagi para jamaah yang kebanyakan dihadiri para ibu. Tidak hanya itu MT Khairunnisa mengundang sejumlah jamaah dari Majelis Taklim sekitar Kosambi dan Klari. Beberapa jamaah dari perumahan sekitar masjid: MT Nurul Hikmah, orangtua wali santri DTA Al-Kautsar, serta jamaah-jamaah lainnya. Peserta yang hadir di acara tersebut sebanyak 74 orang.

 

Acara yang diselenggarakan Majelis Taklim Khairunnisa kali ini mengangkat tema peduli generasi yang berjudul “Membentuk Generasi Emas dengan Islam Kaffah”. Acara dibuka tepat jam 08.45 wib oleh Ummu Faqih. Kemudian dilanjutkan dengan tilawah Qur’an oleh Ustazah Pemi. Memasuki sesi inti yaitu tausiyah oleh Ustazah Indri. Beliau selain sebagai ibu rumah tangga sebagai pebisnis dibidang kuliner, aktif juga di forum-forum kajian para umahat di sekitar Kosambi.

 

Kali ini Ustadzah Indri ditemani oleh moderator Ustazah Yayat, beliau selain sebagai Ibu rumah tangga sekaligus sebagai penulis opini yang tulisannya tersebar di berbagai media online di Jawa Barat.

 

Ustadzah Indri menyampaikan bahwa fakta kondisi generasi saat ini marak dengan kerusakan seperti bully, pelecehan seksual, pembunuhan, narkoba, tawuran dan lainnya. Beliau pun menyampaikan bahwa jika kemaksiatan dibiarkan maka akan menyebar, siapa yang perlu mengingatkan, menasehati kepada para generasi tersebut?

 

Ketika berbicara generasi tidak bisa dipisahkan dengan sistem pendidikan yang digunakan, itu adalah faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pembentukan generasi emas. Sistem pendidikan saat ini yaitu sekuler memberikan pemahaman bahwa peran agama hanya dicukupkan di ranah ibadah saja, sedangkan agama dijauhkan.

 

Sehingga terbentuk pola pikir bahwa kerusakan yang dilakukan para generasi efek yang dirasakan hanya sebatas di dunia. Mereka tidak akan merasakan malu bahkan merasa kebal tidak takut akan dosa dan tidak percaya bahwa semua perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah.

 

Padahal dalam kebijakan di masa Islam pendidikan yang merupakan hak rakyat, gratis dan bermutu. Sistem pendidikannya berbasis akidah Islam dalm firman Allah disampaikan “Tidaklah diciptakan jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu” (QS Adz-Dzariyat: 56)

 

Maka semua aktivitas seorang muslim bernilai ibadah dan terikat dengan syariat Islam. Seorang muslim pun harus mempunyai visi hidup. Dalam sebuah pernikahan visi hidup kita dari Allah menuju Allah, suami istri sehidup sesurga. Begitu pun ketika dikarunia keturunan visi pendidikannya bahwa anak adalah amanah, anak harus mendapatkan haknya dan lainnya.

 

Lantas tanggung jawab siapa membentuk agar mereka menjadi generasi emas yang diharapkan oleh bangsa dan agama yang memiliki karakter yang kuat, sehat dan bermoral. Ada beberapa yang perlu semuanya berjalan perannya mulai dari lingkup terkecil sampai terbesar, di antaranya yaitu:

1. Keluarga
Keluarga adalah sekolah pertama bagi semua anak, lewat orangtua yaitu ayah dan ibunya sebagai pendidik pertama, mengenalkan adab, akhlak, kasih sayang dan lainnya.

2. Sekolah
Wadah formal untuk mencetak generasi dengan karakter yang berprestasi, bergaul dengan sehat dan lainnya.

3. Masyarakat
Masyarakat yang kondusif mampu membentuk lingkungan yang positif amar ma’ruf nahi mungkar berjalan. Aparat yang ada di lingkungan semua mengambil perannya masing-masing.

4. Negara
Negara adalah institusi yang mempunyai peran besar mampu memberikan sanksi tegas dan efek jera bagi para pelaku kemaksiatan. Tidak hanya itu negara juga mampu menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, peran ayah sebagai pemimpin keluarga dan mudahnya mencari nafkah. Begitu juga peran ibu yang hanya difokuskan untuk memberikan pendidikan di rumah.

 

Di sekolah pun kurikulum yang dibuat oleh negara akan menggunakan kurikulum berbasis akidah. Peran agama selalu dilibatkan dalam semua kehidupan sehingga akan membentuk pola pikir dan pola sikap Islam.

 

Negara adalah kepemimpinan yang bertanggungjawab atas kepengurusan rakyatnya sesuai dengan hadis Rasulullah yang artinya “Imam adalah raa’in (gembala) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR Bukhari Muslim)

 

Acara ditutup dengan do’a yang dibacakan oleh Ustazah Dede agar Allah memberikan maghfirah atas kekhilafan sepanjang acara, dilanjutkan dengan saling bersalaman, berfoto bersama setelahnya.

 

Demikian acaranya semoga kita selaku umatnya Nabi Muhammad saw mengikuti risalahnya dengan paripurna, mencintainya sepenuh hati, dan meneladaninya sepanjang hayat karena sesungguhnya beliau adalah teladan yang sempurna. Wallahu’alam

Please follow and like us:

Tentang Penulis