Lensa Media News–Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Oto Iskandar Dinata (Otista), Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat telah menyiapkan 10 ruangan khusus bagi calon anggota legislatif (caleg) yang kejiwaannya terganggu akibat gagal pada Pemilu 2024.

 

Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RSUD Otista Kabupaten Bandung, dr. Marsudi, Sp.KJ(K), ruang khusus isolasi ini untuk memberikan pelayanan kepada caleg mengidap depresi atau gangguan jiwa usai menerima bahwa dirinya tidak terpilih menjadi anggota legislatif pada Pemilu 2024. (JawaPos.com, 27 November 2023)

 

Demikian sebuah tulisan dalam kolom berita online menyampaikan suatu hal yang menggelikan. Tidak dipungkiri, saat ini telah banyak baliho para calon-calon yang ingin bisa “berkontribusi mengabdikan diri pada negara”. Tapi, bukankah suatu hal yang miris mengingat biaya pesta demokrasi yang dilakukan selama ini justru hanya buang-buang uang tidak jelas.

 

Hasil dari Pesta Demokrasi itu justru malah semakin mencekik leher-leher rakyat, dan membuncitkan perut dan rekening para pemangku kebijakan. Benar, inilah fakta yang terjadi saat ini.

 

Bagaimana bisa, pemerintah memberikan fasilitas perawatan untuk para caleg yang gagal menembus bursa pencalegan nanti? Hal tersebut justru seharusnya menjadi tanggungan pihak para calon bukan justru membebani anggaran daerah yang harus menyisihkan dana untuk perawatan para caleg depresi karna gagal terpilih.

 

Dagelan negeri ini memang sungguh menguras akal sehat rakyat. Mereka yang berlomba, sedang biaya, hadiah, hingga perawatan bagi para peserta perlombaan justru di ambil dari pungutan pajak yang seharusnya menjadi fasilitas bagi masyarakat.

 

Seperti jaminan kesehatan gratis, pendidikan gratis, ekonomi stabil, dan lain-lain. Inilah kelicikan dan kepongahan sistem kapitalis-sekuler, sistem ini mendewakan uang sebagai tahta tertinggi kehidupan bukan akal. Sistem rusak inilah yang menuntut biaya sesiapa yang ingin posisi, harap bayar maharnya.

 

Maka tidak mengherankan jika ujungnya gagal terpilih, mereka kehilangan akal. Maka sudah saatnya mencampakan sistem kapitalis-sekuler ini dan menggantinya dengan Islam Kaffah. Sebuah sistem pemerintahan yang menyeluruh bersumber dari Yang Maha Esa, Allah swt.

 

Sistem yang diterapkan oleh Yang Mulia Rasulullah saw, yang bisa bertahan hingga berabad-abad, dan terbukti mensejahterakan kehidupan manusia. Sebuah sistem transparan, adil, dan murah. Maka tunggu apa lagi, mari campakan sistem rusak kapitalis-sekuler dengan Islam Kafah.Wallahualam bissawab. Danis Nursani, Bojongsoang. [LM/Henyk/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis