Ilusi Penanganan Stunting dalam Sistem Kapitalis Sekuler

Oleh : Epi Lisnawati

 

Lensa Media News – Penanganan stunting di negeri ini masih jauh panggang daripada api, harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Kasus stunting masih marak terjadi. Salah satu anggota komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, menyoroti penanganan stunting di Indonesia yang belum optimal. Ia pun meminta, agar pemerintah dapat melibatkan masyarakat untuk mendorong program stunting. Masyarakat harus dilibatkan dalam penyediaan makanan-makanan bergizi untuk anak. Di lapangan masih banyak makanan yang disediakan untuk anak-anak di bawah standar maka perlu menggunakan pemberdayaan masyarakat,” ucap Rahmad kepada Beritasatu.com, Jumat (1/12/2023)

Temuan lain di lapangan terkait dengan program penanganan stunting yaitu ada penyelewengan dana penanganan stunting.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany, ada indikasi penyelewengan dana penanganan stunting (kekurangan gizi pada anak) di tingkat daerah.

Hasbullah menilai penyelewengan dana stunting terkait dengan perilaku korupsi di kalangan pejabat Indonesia, yang menjadi salah satu penyebab lambatnya penurunan prevalensi stunting. Ia juga menyebut ada daerah yang menyediakan menu yang tidak layak untuk anak dalam program penanganan stunting. (Beritasatu.com 1 Des 2023)

Stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Dengan kata lain stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.

Kasus stunting banyak ditemukan di kalangan masyarakat bawah yang berada di bawah garis kemiskinan. Mereka tidak memiliki penghasilan yang tetap, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk menyediakan makan yang bergizi untuk keluarganya.

Sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi para penanggung jawab nafkah tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang membolehkan tenaga kerja asing masuk ke negeri ini. Hal ini mengakibatkan lapangan pekerjaan semakin sempit dan para pekerja di dalam negeri kalah bersaing dengan pekerja dari luar negeri. Jadilah mereka tidak memiliki pekerjaan.

Saat ini kemiskinan kian melilit dan beban hidup yang semakin berat. Negara yang menerapkan sistem kapitalisme ini tidak mengambil peran sebagai pelayan bagi rakyatnya. Negara tidak mengurus rakyat melainkan hanya mengurus kepentingan pribadi dan para kapital yaitu pemilik modal yang sudah mengantarkan mereka meraih kursi kekuasaan.

Sistem kapitalisme ini pun membuat para pemilik modal bebas menguasai harta kepemilikan umum . Padahal harta milik umum harusnya dikelola oleh negara dan hasilnya diperuntukkan demi kesejahteraan rakyat. Saat ini alih-alih diperuntukan bagi rakyat, harta milik umum malah dikuasai oleh pihak swasta bahkan ada juga yang dikuasai oleh asing. Hal ini tentu sangat berdampak pada tingkat kesejahteraan rakyat.

Sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan hari ini pun menyuburkan korupsi. Dana yang seharusnya dialokasikan untuk penanganan stunting pun dikorupsi. Semua ini terjadi karena biaya politik untuk meraih kekuasaan di negeri ini sangat mahal. Maka untuk menutupinya dengan menghalalkan segala cara termasuk korupsi agar modal yang sudah dikeluarkan bisa cepat kembali.

Dalam sistem Islam tentu hal ini tidak akan terjadi. Islam memiliki strategi jitu mengatasi masalah stunting hingga tuntas. Diantaranya yaitu pertama, negara akan membuat kebijakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Negara sebagai pengatur seluruh urusan rakyatnya akan bertanggung jawab terhadap pemenuhan seluruh kebutuhan pokok rakyatnya. Kebutuhan pokok yaitu sandang, papan, pangan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan.

Kedua, negara akan membuka lapangan-lapangan pekerjaan bisa berupa proyek-proyek padat karya yang akan menyerap banyak tenaga kerja, hal ini yang akan menjamin setiap penanggung jawab nafkah bisa menunaikan kewajibannya. Negara bisa juga memberikan modal usaha tanpa riba. Maka dengan kebijakan negara seperti ini otomatis pengangguran bisa dikurangi bahkan dihilangkan.

Maka jika lapangan pekerjaan tersedia, setiap penanggung jawab nafkah keluarga bisa bekerja dengan baik, memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk menyediakan makanan bergizi. Anak-anak tercukupi kebutuhan nutrisinya, sehingga kasus stunting tidak akan terjadi, anak tumbuh dengan sehat.

Ketiga , jika penanggung jawab nafkah tidak mampu bekerja karena sakit misalnya, maka tanggung jawab memberi nafkah ada pada sanak saudara. Jika sanak saudara tidak mampu menafkahi, tanggung jawab itu akan diambil alih oleh negara dengan mengambil biaya dari kas negara. Dalam Islam peran negara adalah sebagai pelayan rakyat. Uqbah bin Amir ia berkata bahwa Rasulullah bersabda “ Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka” ( HR Ibnu Asakir, Abu Nu’aim).

Alhasil ketika sistem Islam diterapkan masalah stunting pada anak-anak bisa diatasi dengan tuntas. Setiap penanggung jawab nafkah memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Disamping itu negara juga ikut andil menjamin kebutuhan gizi warga negaranya. Mari kita terapkan sistem Islam di muka bumi ini agar kesejahteraan dan keadilan melingkupi seluruh negeri.

Wallahu a’lam bishawwab.

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis